Page 14 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 14
6 | Islamic Theology
kemudian Ibnu Qayyim dihukum dan di arak di atas unta, lalu
dipenjarakan kembali. Dan ketika kasusnya kembali
disidangkan dihadapan al-Qâdlî Syamsuddin al-Maliki, Ibnu
Qayyim hendak dihukum bunuh. Namun saat itu Ibnu Qayyim
mengatakan bahwa salah seorang Qâdlî madzhab Hanbali
telah menyatakan keislamannya dan keterpeliharaan darahnya
serta diterima taubatnya.
Lalu Ibnu Qayyim dikembalikan ke penjara hingga datang
Qâdlî madzhab Hanbali dimaksud. Setelah Qâdlî Hanbali
tersebut datang dan diberitakan kepadanya prihal Ibnu Qayyim
sebenarnya, maka Ibnu Qayyim lalu dikeluarkan dari penjara
untuk dihukum. Ia kemudian dipukuli dan diarak di atas
keledai, setelah itu kemudian kembali dimasukan ke penjara.
Dalam peristiwa ini mereka telah mengikat Ibnu Qayyim dan
Ibn Katsir, kemudian di arak keliling negeri, karena fatwa
5
keduanya -yang nyeleneh - dalam masalah talak” .
Ibnu Qayyim benar-benar telah mengekor setiap jengkalnya
kepada gurunya; yaitu Ibnu Taimiyah, dalam berbagai permasalahan.
Dalam salah satu karyanya berjudul Badâ-i„ al-Fawâ-id, Ibnu Qayyim
menuliskan beberapa bait syair berisikan keyakinan tasybîh, yang
lalu dengan dusta mengatakan bahwa bait-bait syair tersebut adalah
tulisan al-Imâm ad-Daraquthni. Dalam bukunya tersebut Ibnu
Qayyim menuliskan:
ـها .هضٗ٣ً ههأ اوغ٨ىج لاو ،ضٖا٢ ههأ اوغ٨ىج لا : )٫ا٢ (
“Janganlah kalian mengingkari bahwa Dia Allah duduk [di atas
arsy], juga jangan kalian ingkari bahwa Allah mendudukannya
6
[Nabi Muhammad di atas arsy tersebut bersama-Nya]” .
5 Al-Hishni, Daf„u Syubah Man Syabbaha Wa Tamarrad, h. 122-
123.
6
Ibnu Qayyim, Badâ-i„ al-Fawâ-id, j. 4, h. 39-40