Page 21 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 21
Membela Kedua Orang Tua Rasulullah | 19
Metode Ketetapan Kedua:
14
“Kedua Orang Tua RasulullahTermasuk Ahlul Fatrah”
Al-Hafizh Jalaluddin as-Suyuthi berkata:
“Metode ini, --dalam menjelaskan kedua orang tua
Rasulullah selamat karena termasuk Ahlul Fatrah--, adalah ketetepan
yang pertama kali kami dengar dari guru kami; Syaikhul Islam
Syarafuddin al-Munawi. Suatu ketika beliau ditanya tentang kedua
orang tua Rasulullah; apakah bertempat di neraka? Maka beliau
mendamprat si-penanya. Orang tersebut malah balik bertanya: “Lalu
apakah benar (ada dalilnya) bahwa keduanya orang Islam?”. Syekh
al-Munawi menjawab: “Kedua orang tua nabi wafat dalam masa
fatrah (tidak mendapati masa telah diutusnya seorang nabi), dan
15
orang yang wafat dalam masa ini tidak akan terkena siksa” .
Ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang adanya ujian
diakhirat nanti yang akan diberikan terhadap orang-orang ahlul
fatrah, termasuk beberapa ayat lainnya; yang memberikan
14 al-Hafizh as-Suyuthi dalam risalah Masalik al-Hunfa menjadikan bahasan
tentang orang yang tidak mendapati pokok dakwah Islam dan bahasan tentang ahlul
fatrah dalam satu poin sekaligus. Sementara dalam risalah as-Subul al-Jaliyyah tema
masing-masing dengan bahasan tersendiri. Benar, keduanya ada kemiripan, ialah
bahwa keduanya sama-sama tidak mendapati seruan pokok dakwah Islam.
Perbedaannya; Ahlul Fatrah adalah orang-orang yang hidup di zaman yang vakum
dari kenabian, sementara orang yang tidak sampai kepadanya dakwah Islam bahwa
bisa saja pada masanya ada seorang nabi yang telah diutus, hanya saja dakwahnya
belum atau tidak sampai kepadanya. Oleh karena itulah mengapa seorang yang
buta, tuli dan bisu, tidak termasuk mukallaf walaupun ada pokok dakwah Islam di
sekitar orang tersebut. Lihat, Bughyah ath-Thalib, al-Habasyi, h. 7
15 Al-Hawi Li al-Fatawi, as-Suyuthi, 2/202