Page 41 - Art of Ericksonian Hypno
P. 41
The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya
Di luar itu, sesungguhnya ada pesan lainnya yang tersirat dari tindakan anda
menyampaikan semua hal yang “berpotensi mengganggu” subjek. Pesan
tersirat itu adalah bahwa di tengah situasi semacam itu, satu-satunya yang
bisa diandalkan oleh subjek adalah mengikuti apa saja yang anda sampaikan.
“Jadi, Pram, kau berada di tengah itu semua, dan aku tahu mungkin tidak
mudah bagimu memusatkan perhatian, tapi pot kecil itu akan membantumu
... kau bisa memperhatikan pot kecil itu saja....”
Bagaimana hipnotis selalu bisa tahu “tempat” yang dikunjungi oleh
subjek dalam keadaan trance?
Ketika anda menghipnotis subjek anda memberinya kebebasan ilusif, seolah-
olah anda memberinya kebebasan untuk melayangkan pikirannya ke mana
pun, untuk mengunjungi tempat-tempat mana pun, tetapi sebetulnya anda
memilihkan tempat tertentu yang harus dikunjungi oleh subjek. Contoh untuk
ini, anda bisa mengatakan, “Dan kau bisa melihat kesadaranmu keluar dari
tubuhmu, melayang ke suatu tempat sebebas yang kauinginkan. Dan apakah
itu sebuah tempat dekat perairan?”
Ada kata bebas di situ yang memberi sensasi bahwa ia bisa pergi ke mana
pun, tetapi anda menyusulinya kemudian dengan sebuah sugesti, “Apakah itu
sebuah tempat dekat perairan?” Jadi ada semacam ilusi tentang kebebasan di
sana yang dimunculkan oleh kata bebas yang anda sugestikan kepada subjek.
Penting bagi seorang hipnotis untuk bisa selalu tahu di mana tempat yang
dikunjungi oleh subjeknya dalam keadaan trance, sedang melakukan apa dia,
dan kapan ia berada di tempat itu, dalam keadaan apa ia. Itu untuk
memastikan bahwa anda selalu memahami situasi, bahwa anda selalu tahu
apa yang perlu dilakukan oleh subjek. Dengan demikian sesi bisa berjalan
sesuai arah dan mencapai hasil yang diinginkan.
Bagaimana menangani Abreaksi
Secara umum untuk menghadapi kemungkinan abreaksi, operator hipnosis
biasa mensugestikan sebuah tempat kedamaian kepada subjeknya. Itu tempat
yang dikunjungi oleh subjek dalam keadaan trance, yang memberinya
perasaan damai. Biasanya ini operator mengarahkan subjek menuju tempat
kedamaian ini pada awal-awal sesi ketika subjek baru memasuki trance.
Di tempat ini nanti subjek akan datang ketika ia mengalami luapan emosi
yang nyaris tak tertahankan (abreaksi). Jadi ketika subjek mengalami
A.S. Laksana 41

