Page 37 - Art of Ericksonian Hypno
P. 37
The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya
menceritakan pengalaman dihukum guru waktu SD, teman anda secara
spontan akan menceritakan hukuman-hukuman yang ia alami di SD juga.
Jadi, jika anda ingin mengarahkan perhatian subjek secara spontan pada
sulitnya belajar membaca, misalnya, anda hanya perlu menyampaikan
pengalaman anda tentang belajar membaca, atau pengalaman belajar
membaca secara umum. Ini berlaku untuk topik pembicaraan, berlaku untuk
mengarahkan subjek anda ke satu gagasan apa pun.
Fokus pada satu gagasan membuat orang khusyuk dan bisa melupakan hal-
hal lain dalam pikirannya. Sekarang anda punya pernyataan lanjutan:
Mempertahankan gagasan tunggal akan membuat orang dalam situasi
khusyuk. Hipnosis terjadi ketika orang dalam kekhusyukan. Trance adalah
situasi khusyuk ketika kesadaran tertuju hanya pada satu ide.
Karena itu, sejak awal sesi, atau sejak pra-induksi, anda sudah mulai
memfokuskan perhatian subjek pada apa yang nanti akan terjadi dalam sesi
hipnosis, atau pada pengalaman-pengalaman apa yang nanti bisa diwujudkan
oleh subjek dalam keadaan trance.
Saya selalu menyampaikan kepada subjek, di awal sesi, hal-hal keseharian
yang mendukung gagasan-gagasan tentang trance, tentang gerakan-gerakan
otomatis, tentang pikiran yang begitu saja muncul. Itu cara untuk
memberinya pemahaman yang cukup tentang pengalaman keseharian yang
berkaitan dengan fenomena hipnotik tertentu; itu juga cara untuk
memfokuskan perhatian subjek pada situasi nanti yang akan ia munculkan
pada waktu ia dalam keadaan trance.
Contoh lain mengenai tindakan-tindakan keseharian yang berkaitan dengan
fenomena hipnotik?
Ada banyak tindakan yang dilakukan orang secara tidak sadar dalam
keseharian. Dan memang tidak setiap tindakan harus disadari, itu merupakan
wilayah bawah sadar untuk menanganinya. Anda bisa menyampaikan hal-hal
tersebut kepada subjek sehingga ia bisa menerima bahwa hipnosis
sesungguhnya akrab sekali padanya tanpa ia sadari.
Misalnya anda menyampaikan kepada subjek seperti ini:
“Kita bisa membaca dan tidak usah lagi berpikir keras untuk
mencari tahu atau mengeja bagaimana bunyinya jika huruf a dan
k dan u digabungkan. Kita tidak lagi berpikir untuk mengenali
A.S. Laksana 37

