Page 115 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 115
Memahami Makna Bid‟ah | 113
pada tujuan awalnya. Tentu yang harus diperbaiki adalah
penyimpangan-peyimpangan yang ada di dalamnya.
Para ulama mengatakan bahwa ajaran tasawuf menjadi
sebagai sebuah disiplin ilmu atau sebagai madzhab dirintis dan
diformulasikan pertama-tama oleh seorang Imam agung, sufi
besar, al-„Arif Billah, al-Imam al-Junaid al-Baghdadi (w 297 H). Di
atas jalan yang beliau rumuskan inilah di kemudian hari para
kaum sufi menginjakan kaki-kaki mereka. Karena itu al-Imam al-
Junaid al-Baghdadi disebut sebagai pimpinan kaum sufi dan
pemuka mereka (Sayyid ath-Tha-ifah ash-Shûfiyah).
Al-„Allamah Abdus-Salam al-Laqani dalam Syarh-nya
terhadap Manzhûmah Irsyad al-Murid menyebutkan bahwa hal
tersebut di atas tidak ubahnya dengan madzhab-madzhab fiqih
empat yang berkembang di kalangan Ahlussunnah. Al-Imam asy-
Syafi‟i, misalkan, beliau merumuskan madzhab-nya yang intisarikan
dari al-Qur‟an dan Sunnah, kemudian dikenal dengan nama
madzhab asy-Syafi‟i. Seperti itu pula yang dilakukan oleh al-Imam
Malik hingga lahir madzhab Maliki, al-Imam Abu Hanifah dengan
madzhab Hanafi, juga al-Imam Ahmad ibn Hanbal dengan madzhab
Hanbali. Demikian pula yang terjadi dengan al-Imam al-Junaid al-
Baghdadi, yang di dalam fiqih ikut kepada madzhab Abu Tsaur,
beliau adalah sebagai pemimpin di kalangan kaum sufi dan yang
merintis jalan tasawuf tersebut.
Seperti halnya dalam fiqh, ajaran-ajaran di dalamnya
diintisarikan (istinbath) oleh para ulama mujtahid dari al-Qur‟an dan
hadits. Artinya yang menjadi sandaran utama dalam hal ini adalah
ajaran Rasulullah dengan segala apa yang dibawa oleh beliau.
Demikian pula dengan landasan tasawuf, pokok yang menjadi
pondasinya adalah al-Qur‟an dan Sunnah-Sunnah Rasulullah.
Dalam pada ini al-Imam al-Junaid al-Baghdadi memiliki sanad