Page 116 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 116

114  | Memahami Makna Bid‟ah

            dalam tasawuf (labs al-khirqah) yang bersambung hingga kepada al-
            Imam al-Hasan al-Bashri yang diambil dari  Amir al-Mu‟minin al-
            Imam  Ali  ibn Abi Thalib yang secara langsung didapatkan dari
            Rasulullah. al-Junaid berkata:
                  َاذىَقيَوبَىدتقكَىاَثكدـٟاَبتككَلوَ،فآرقلاَ ظفيَ لَ نم
                               ُ
                                    ن

                                 ػىاَ.ة سلاو َ باتكلابَديقمَاذىَانملعَفمأَ،رممأا
            “Siapa yang tidak hafal al-Qur‟an dan tidak mau menulis hadits-
            hadits  Rasulullah maka ia tidak boleh diikuti dalam urusan ini
            (tasawuf), karena ilmu kita (tasawuf) ini diikat dengan al-Qur‟an
                         155
            dan Sunnah” .
                    (Tiga Belas): Menambah kata Sayyid di depan nama Nabi
            Muhammad  adalah  perkara  yang  dibolehkan  di dalam syari‟at.
            Karena  pada  kenyataannya  Rasulullah  adalah  seorang  Sayyid,
            bahkan beliau adalah  Sayyid al-„Alamin, penghulu dan pimpinan
            seluruh  makhluk.  Salah  seorang  ulama  bahasa  terkemuka,  ar-
            Raghib  al-Ashbahani  dalam  kitab  Mufradat  Alfazh  al-Qur‟an,
            menuliskan  bahwa  di  antara  makna  “Sayyid”  adalah  seorang
            pemimpin,  seorang  yang  membawahi  perkumpulan  satu  kaum
                                            156
            yang  dihormati  dan  dimuliakan .    Dalam  al-Qur‟an,  Allah
            menyebut Nabi Yahya dengan kata “Sayyid”:
                                            ِِ
                                                   ِ ِ
                           ) َ َ  39 َ:فارمعَؿاء(َذُـٟا  صلاَنمَايبنوَاروصحوَاديسو
                                                                ً
                                          َ
                                                       َ
                                                       َ ً ُ َ َ
                                                                  َ َ
                                                  َ
            “dan seorang pemimpin dan ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan
            seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”.  (QS. Ali „Imran:
            39)

                   155  Lihat al-Qusyairi, ar-Risalah, h. 431. Lihat pula as-Subki, Thabaqat, j.
            2, h. 274 dengan sanad-nya  hingga al-Junaid.
                   156 َ Mu‟jam Mufradat Alfazh al-Qur‟an, h. 254
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121