Page 120 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 120

118  | Memahami Makna Bid‟ah

            dari para ulama yang mengatakan bahwa ta‟addud al-jum‟ah sebagai
            bid‟ah  dhalalah,  dan bahwa para pelakunya adalah orang-orang
            sesat.  Sebaliknya  kebutuhan  kepada  ta‟addud  al-jum‟ah  adalah
            sesuatu  yang  tidak  dapat  dihindarkan.  Dan  para  Ulama  telah
                                              159
            menetapkan syarat-syarat untuk itu.
                  (Lima  Belas):  Menghidangkan  makanan  yang dilakukan
            oleh  keluarga  mayit  untuk  orang  yang  datang  ta‟ziyah  atau
            menghadiri undangan membaca al-Qur‟an adalah boleh karena itu
            termasuk  Ikram  adl-Dlayf  (menghormat tamu), bukan termasuk
            bid‟ah sesat. Dan dalam Islam, menghormati tamu adalah sesuatu
            yang dianjurkan. Sedangkan Hadits Jarir ibn „Abdillah al-Bajali
            bahwa ia berkata:
                                                         ِ
                    ِ ِِ
                                          ِ
                                     ِ
                                                     ِ
                             ِ
                                                                   ن
                 َنمَونْ فدَدعػبَـاع  طلاَةعػينصوَتيمْ لاَ ِ لىَأَ َ لىإَعامتجىااَ ُّدعػنَا ك
                                                               َُ ُ

                                                 ْ
                                                      َ َ ْ
                  َ
                                  َ َْ َ َ
                       َ َ َْ َ
                                            َ
                                                                ِ
                                                                   ن
                                                                   ػ
                                            )حيح صَدنسبَدؼٛأَهاور(َةحاي لا
                                                                 َ َ
            “Kami di masa Rasulullah menganggap berkumpul di tempat mayit dan
            membuat  makanan  setelah  dikuburkannya  mayit  sebagai  Niyahah
            (meratapi mayit yang dilarang oleh Islam)”.  (HR. Ahmad dengan sanad
            Shahih);  yang  dimaksud  hadits  ini  adalah  jika  keluarga  mayit
            membuat makanan untuk dihidangkan kepada orang-orang yang
            hadir dengan tujuan al-Fakhr; yaitu untuk tujuan berbangga diri
            supaya orang-orang tersebut mengatakan bahwa keluarga mayit
            adalah keluarga pemurah dan dermawan. Atau makanan tersebut
            disajikan  kepada  perempuan-perempuan  agar  menjerit-jerit,
            meratap sambil menyebutkan kebaikan-kebaikan mayit, dan inilah
            tradisi yang biasa dilakukan oleh orang-orang di masa jahiliyah,
            mereka  yang  tidak  beriman  kepada  akhirat  itu.  Inilah  yang
            dimaksud  dengan  an-Niyahah;  perbuatan  orang-orang  di  masa

                   159   Penjelasan lebih luas lihat Abdullah al-Ghumari, Itqan ash-Shun‟ah,
            h. 35-38
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125