Page 124 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 124

122  | Memahami Makna Bid‟ah
                           ِ
                                                                  ٍ
                                                      ِ
                  َهءوضوَفوردتبػكَسا لاَتكَأرػفَهءوضوَجرخَأَىايببَتكَأروَءارؼَٛةبػق
                                  ن
                                                 ْ ً َ
                                        َ
                        َ
                                                               َْ  ُ
                  َُُْ َ ُْ ََْ َ
                                    ُ ْ َ َُُْ َ َ َ
                                                        ُ ْ ََ َ َ
                                                            .فوحسمتػك
                                                            َ

                                                             ُْ َََ
            “Bab menyebutkan kebolehan tabarruk dengan bekas air wudlu
            orang-orang saleh dari kalangan para ulama, jika mereka memang
            orang-orang mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah”. Dari Ibn Abi
            Juhaifah, dari ayahnya, bahwa ia berkata: Aku melihat Rasulullah
            di Qubbah Hamra‟, dan aku melihat Bilal mengeluarkan air wudlu
            Rasulullah, kemudian aku melihat banyak orang memburu bekas
                                                                       164
            air wudlu tersebut, mereka semua mengusap-usap dengannya” .
                    Dalam  teks  di  atas  sangat  jelas  bahwa  Ibn  Hibban
            memahami  tabarruk  sebagai  hal  yang  tidak  khusus  kepada
            Rasulullah saja, tetapi juga berlaku kepada al-Ulama al-„Amilin.
            Karena itu beliau mencantumkan hadits tentang tabarruk dengan
            air  bekas  wudlu  Rasulullah  di  bawah  sebuah  bab  yang  beliau
            namakan: “Bab menyebutkan kebolehan tabarruk dengan bekas air wudlu
            orang-orang saleh dari kalangan para ulama, jika mereka memang orang-
            orang mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah”.
                    Para  sahabat  ber-tabarruk  dengan  bagian  mimbar
            Rasulullah.  Ibnu  Abi  Syaybah  dalam  kitab  Mushannaf-nya
            meriwayatkan     dari   Abu    Maududah     berkata:   “Telah
            mengkhabarkan  kepadaku  Yazid  ibn Abd al-Malik bin Qasith,
            bahwa ia berkata: “Aku menyaksikan banyak dari para sahabat
            Rasulullah jika masjid telah sepi mereka berdiri menuju bagian
            mimbar  yang  biasa  dipegang  oleh  tangan  Nabi  lalu  mereka
            mengusapnya dan berdoa”. Abu Mawdudah berkata: “Saya juga
            melihat Yazid melakukan hal itu”.

                    Dalam  kitab  Su-alat  „Abdullah  ibn  Ahmad  ibn Hanbal, -
            putera al-Imam Ahmad ibn Hanbal-, bahwa ia („Abdullah) berkata:

                   164  al-Ihsan Bi Tartib Shahih Ibn Hibban, j. 2, h. 282
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129