Page 136 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 136
134 | Memahami Makna Bid‟ah
َيرا َ خبلاَ َ َ ( َ ور ها َ دَب َْ ك ّ َ َ تلاب ِ َ ؿ َ َ للا ِ َ وس َ ْ َ َ ر ِ َ ةيب َ َ ءا َ َ ص َ ضق ْ َ َ َ َ نا َ ؼر ْ َ َ عأ َ تن َ ك
ُ
ُ
ُ
َ
ْ
ِ َ سم َ ل م ) َ و َ ْ
“Aku mengetahui selesainya sholat Rasulullah dengan takbir (yang dibaca
dengan suara keras) (HR. al-Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat lain
disebutkan:
ِ
َى َ فا َ َ َ لع َ َ َ ةبو َ َ َ ك ِ ُ َ تكق١ا َ ِ َ َ م َ ن َ َ سا ّ ُ ِ ْ َ َ َ ذُ َ َ ػك َ ن َ ص َ ر َ ؼ َ َ نلا َْ ِ َ ر َ َ ح ِ َ ْ كذلاب َ َ تو َ صلا َ َ فأ َ َ ْ فر َ ع َ ّ
ّ
ُ
) ملسموَيراخبلاَهاور ( َللا َ ؿو َ ِ َ ُ ِ َ ع َ ه َ د َ َ ر َ س َ ْ
“Mengeraskan suara dalam berdzikir ketika jama‟ah selesai sholat fardlu
terjadi pada zaman Rasulullah”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits-hadits ini adalah dalil diperbolehkannya berdzikir
dengan suara yang keras tanpa berlebih-lebihan dalam
mengeraskannya. Adapun mengangkat suara dengan keras yang
berlebih-lebihan dilarang oleh Rasulullah. Dalam hadits riwayat
al-Bukhari dari Abu Musa al-Asy‟ari bahwa ketika para sahabat
sampai dari perjalanan mereka di lembah Khaibar, mereka
membaca tahlil dan takbir dengan suara yang sangat keras.
Rasulullah berkata kepada mereka:
َ فو َ َ ع َ دتَا َ َّ نمإَ، َ بئا ا ً َ غَىا َ َ م َ َ و َ َ َ َ ت َ د َ ع َ و َ ف َ َ صأ َ ىاَم َ ّ ْ َ َ س ُ ك َ م َ َ ف َ نإ َ ُ ك ِ َ فنأَى َ َ لعَاو َ را َ ػب َ ع ْ َ ُ
َ
ْ ُ َ
ُ
َ َ ْ ُ ْ
)يراخبلاَهاور( َ بكر ا َ ً َ قَا َ عي َ ؾٝ
َ
َ ً
“Ringankanlah atas diri kalian (jangan memaksakan diri mengeraskan
suara), sesungguhnya kalian tidak meminta kepada Dzat yang tidak
mendengar dan tidak kepada yang ghaib, kalian meminta kepada yang
maha mendengar dan maha “dekat [dengan rahmat-Nya]” (HR. al-
Bukhari). Hadits ini tidak melarang berdzikir dengan suara yang
keras, tetapi yang dilarang adalah dengan suara yang sangat keras
dan berlebih-lebihan. Hadits ini juga menunjukkan bahwa boleh