Page 138 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 138

136  | Memahami Makna Bid‟ah

            meskipun  ini  bid‟ah  sayyi-ah,  namun  demikian  mereka  tidak
            sampai mengharamkannya.


                    (Dua): Termasuk  juga  bid‟ah  sayyi-ah  adalah merubah-
            rubah nama Allah dengan membuang alif madd (bacaan panjang)
            dari  kata  Allah  atau  membuang  Ha‟  dari  lafazh  Allah.  Ada
            sebagian  orang  yang  mengaku  pengikut  salah  satu  tarekat
            merubah  bacaan-bacaan  dzikir  yang  hal  tersebut  sama  sekali
            bukan berasal dari para imam ahli tarekat. Halaqah dzikir mereka
            dimulai dengan bacaan yang benar dalam mengucapkan “Allah”.
            Namun  semakin  lama  bacaan  semakin  cepat  hingga  kalimat-
            kalimat yang diucapkan menjadi tidak jelas. Pada akhirnya, lafzh
            al-Jalalah “Allah” berubah menjadi lafzah  “Ah”. Dalam bacaan
            dzikir yang sangat cepat mereka hanya mengucapkan “Ah, Ah,
            Ah”  sebagai  pengganti  “Allah,  Allah,  Allah”.  Dzikir  dengan
            bacaan semacam ini jelas merupakan dzikir yang rusak dan batil.
            Syekh  Salim  Bisyri,  salah  seorang  Syekh  al-Azhar  dan  ulama
            terkemuka, ketika ditanya hukum menghadiri halaqah dzikir yang
            mengucapkan      lafzh   al-Jalalah   “Allah”   dengan   tanpa
            memanjangkan huruf “lam” (madd al-lam), beliau berkata: “Haram
            hudlûr majalisihim” (Haram menghadiri majelis-najelis mereka). Karena
            bacaan  tersebut  tidak  sesuai  dengan  apa  yang  telah  diajarkan
            dalam syari‟at Islam. Demikian pula dzikir yang merubah lafzh al-
            Jalalah  “Allah”  menjadi  “Ah”.  Wajib dihindari dan diwaspadai
            serta  diterangkan  kebatilan  tersebut  kepada  seluruh  orang
                  174
            Islam .
                    (Tiga): Termasuk  juga  bid‟ah  sayyi-ah  adalah  dalam

            bacaan takbir; yang oleh sebagian orang bodoh diucapkan dengan
            menambahkan madd (memanjangkan bacaan) pada huruf ba‟ pada
            lafazh  “Akbar”.  Bacaan  ini  merubah  makna,  jelas diharamkan



                   174  Lebih luas lihat at-Tasyarruf Bi Dzikr Ahl at-Tashawwuf, h. 168-169
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143