Page 148 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 148
146 | Memahami Makna Bid‟ah
Rasulullah?! Apakah setiap ada hadits yang bertentangan dengan
faham kalian maka berarti hadits tersebut harus di-takhshish, atau
harus d-nasakh (dihapus) dan tidak berlaku lagi?! Ini adalah bukti
bahwa kalian memahami ajaran agama hanya dengan didasarkan
kepada hawa nafsu belaka”.
(Tiga): Kalangan yang mengingkari bid‟ah hasanah
terkadang berkata: “Hadits riwayat Muslim: “Man Sanna Fi al-Islam
Sunnatan Hasanatan…”, sebab munculnya adalah bahwa beberapa
orang yang sangat fakir memakai pakaian dari kulit hewan yang
dilubangi tengahnya lalu dipakaikan dengan cara memasukkan
kepala melalui lubang tersebut. Melihat keadaan tersebut wajah
Rasulullah berubah dan bersedih. Lalu para sahabat bersedekah
dengan harta masing-masing dan mengumpulkannya hingga
menjadi cukup banyak, kemudian harta-harta itu diberikan kepada
orang-orang fakir tersebut. Ketika Rasulullah melihat kejadian ini,
beliau sangat senang dan lalu mengucapkan hadits di atas.
Artinya, Rasulullah memuji sedekah para sahabatnya tersebut, dan
urusan sedekah ini sudah maklum keutamaannya dalam agama”.
Jawab: Dalam kaedah Ushuliyyah disebutkan:
ِ
ِ
ِ ِ ِ
ِ
َ ببسلاَ ِ صوصشَٓىاَظف للاَـومعبَةرػبعْ لا
ُ َ
ْ
ُْ ُ َ
ُْ ُ َْ
َ
“Yang dijdikan sandaran itu -dalam penetapan dalil itu- adalah
keumuman lafazh suatu nash, bukan dari kekhususan sebabnya”.
Dengan demikian meskipun hadits tersebut sebabnya
khusus, namun lafazhnya berlaku umum. Artinya yang harus
dilihat di sini adalah keumuman kandungan makna hadits
tersebut, bukan kekhususan sebabnya. Karena seandainya