Page 149 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 149
Memahami Makna Bid‟ah | 147
Rasulullah bermaksud khusus dengan haditsnya tersebut, maka
beliau tidak akan menyampaikannya dengan lafazh yang umum.
Pendapat orang-orang anti bid‟ah hasanah yang mengambil alasan
semacam ini terlihat sangat dibuat-buat dan sungguh sangat aneh.
Apakah mereka lebih mengetahui agama ini dari pada Rasulullah
sendiri?!
(Empat): Sebagian kalangan yang mengingkari bid‟ah
hasanah mengatakan: “Bukan hadits “Wa Kullu Bid‟ah Dlalalah”
yang di-takhshish oleh hadits “Man Sanna Fi al-Isalam Sunnatan
Hasanah…”. Tetapi sebaliknya, hadits yang kedua ini yang di-
takhshish oleh hadits hadits yang pertama”.
Jawab: Ini adalah penafsiran “ngawur” dan “se-enak perut”.
Pendapat semacam itu jelas tidak sesuai dengan cara para Ulama
dalam memahami hadits-hadits Rasulullah. Orang semacam ini
sama sekali tidak faham kalimat “‟Am” dan kalimat “Khas”. Al-
Imam an-Nawawi ketika menjelaskan hadits “Man Sanna Fi al-
Islam…”, menuliskan sebagai berikut:
ِ ِ
ِ
ِ
ِ
ِ ِ
ِ
ِ
َركذح تلاوَتانسْ ـٟاَِ ننسلاَنسوَتارػيْ ف٠ابَءادتبىااَىَ لعَ ُّثْ ـٟاَويف
َ
َُّ
ََْ
َ
َ ْ
ْ
َ
َ َ
َ َ
ْ ْ َ
ِ
ِ
ِِ
ِ ِ
ِ
ِ
َولوػقَ صيص َ ظَٗ ثكدْ ـٟاَ اَ ذىَ قيوَ .تاحبقػتسمْ لاوَ ِ ليطابَمأاَ نم ِ
َ
ْ
ْ ُ ْ ْ
َ
ْ َ
َ َ َْ ُ َ ْ َ
ْ َ
ِ ٍ
ِ
ٍ ِ
َ فَأوَ"ةَ ليبضَةعدبَلكوَةعدبَةَ ثدم٤ َ لكَ فإف"َمّ لسوَويلع َ َ للاَىّ لص
ُ َ
ٌ َ َ َ ْ ُ ٌ َ ْ
َُْ
ُ َ
َ َ َ ْ
َ
َ
َ
ِ
ِ
ِِ
َ .ةمومْ ذمْ لاَعدبْ لاوَةَ لطابْ لاَتاَ ثدحمْ لاَوبَدارمْ لا
ُ
ُ
َُْ َ ُ َ
َ
َُ
َ
َ ُ َ ْ ُ
“Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk memulai kebaikan, dan
merintis perkara-perkara baru yang baik, serta memperingatkan
masyarakat dari perkara-perkara yang batil dan buruk. Dalam
hadits ini juga terdapat pengkhususan terhadap hadits Nabi yang