Page 151 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 151
Memahami Makna Bid‟ah | 149
mengkhususkan dan mana yang dikhususkan. Bukan semacam
mereka yang membuat pemahaman sendiri yang sama sekali tidak
di dasarkan kepada ilmu.
Dari penjelasan ini juga dapat diketahui bahwa penilaian
terhadap sebuah perkara yang baru, apakah ia termasuk bid‟ah
hasanah atau termasuk sayyi-ah, adalah urusan para Ulama. Mereka
yang memiliki keahlian untuk menilai sebuah perkara, apakah
masuk kategori bid‟ah hasanah atau sayyi-ah. Bukan orang-orang
awam atau orang yang menganggap dirinya alim padahal
kenyataannya ia tidak paham sama sekali.
(Lima): Kalangan yang mengingkari bid‟ah hasanah
mengatakan: “Bid‟ah yang diperbolehkan adalah bid‟ah dalam
urusan dunia. Dan definisi bid‟ah dalam urusan dunia ini
sebenarnya bid‟ah dalam tinjauan bahasa saja. Sedangkan dalam
urusan ibadah, bid‟ah dalam bentuk apapun adalah sesuatu yang
haram, sesat bahkan mendekati syirik”.
Jawab: Subhanallah. Apakah berjama‟ah di belakang satu
imam dalam shalat Tarawih, membaca kalimat talbiyah dengan
menambahkan atas apa yang telah diajarkan Rasulullah seperti
yang dilakukan oleh sahabat „Umar ibn al-Khaththab, membaca
tahmid ketika i'tidal dengan kalimat “Rabbana Wa Laka al-Hamd
Handan Katsiran Thayyiban Mubarakan Fih”, membaca doa Qunut,
melakukan shalat Dluha yang dianggap oleh sahabat „Abdullah
ibn „Umar sebagai bid‟ah hasanah; apakah ini semua bukan dalam
masalah ibadah?!
Apakah ketika seseorang menuliskan shalawat: “Shallallahu
„Alaihi Wa Sallam” atas Rasulullah tidak sedang beribadah?!