Page 150 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 150
148 | Memahami Makna Bid‟ah
lain, yaitu terhadap hadits: “Wa Kullu Bid‟ah Dlalalah”. Dan bahwa
sesungguhnya bid‟ah yang sesat itu adalah perkara-perkara baru
yang batil dan perkara-perkara baru yang dicela”.
As-Sindi mengatakan dalam kitab Hasyiyah Ibn Majah:
ِ
ِ
ِ
ِ
َذُػبَزػييم تلاوَ،ابهَىدتقػكَةيضرمَةقػكرَ طَيَأَ"ةنسحَ ة س"َ وُ لوػق َ
ن
ََْ ً
ً
ًَ
ً َْ
ََْ ُْ ْ َ َ
ْ
ُ
َ َ
ُ ُ ْ
َْ
ِ
ِ ِ
ِ
ِ
ِ
َ َ.اهمدعوَ ِ عر شلاَؿوصُأَةقػفاوصَٔةئيػسلاوَةنسْ ـٟا
َ
ََ ُ َ
ُْ
َ َ َ
َ َ َ َ ْ
َ
“Sabda Rasulullah: “Sunnatan Hasanatan…” maksudnya adalah
jalan yang diridlai dan diikuti. Cara membedakan antara bid‟ah
hasanah dan sayyi-ah adalah dengan melihat apakah sesuai dengan
dalil-dalil syara‟ atau tidak”.
Al-Hafizh Ibn Hajar al-'Asqalani dalam kitab Fath al-Bari
menuliskan sebagai berikut:
ِ
ِ
ِ
ِ
ػ
َيهفَ ِ عر شلاَقيٍَ نسحتسمَت َ طَٖجِ ردنػتَا ه٦ ِ َ َ تناكَْ فإَاه نَأَقيقح تلاو
ْ َ َ
َ
َ ْ َْ ُ َ ْ
ََْ
َ ُ ْ ْ َ
ُ
ْ
ْ
َ
ِ
ِ
ِ
ِ
َيهفَ ِ عر شلاَ قيَ ٍحبقػتسمَ ت َ طَٖ جِ ردنػتَ ا ه٦َ تناكَ ْ فإوَ ،ةنسح
ْ
ْ َ َ
َ
ََْ
َ َْ ُ َ ْ
ٌَ
َ َ
ْ
َ
ُ
ْ
َ
َ .ةحبقػتسم
ٌ ْ َْ ُ
َ َ
“Cara mengetahui bid‟ah yang hasanah dan sayyi-ah menurut
tahqiq para ulama adalah bahwa jika perkara baru tersebut masuk
dan tergolong kepada hal yang baik dalam syara‟ berarti termasuk
bid‟ah hasanah, dan jika tergolong hal yang buruk dalam syara'
berarti termasuk bid‟ah yang buruk” .
179
Dengan demikian para ulama sendiri yang telah
mengatakan mana hadits yang umum dan mana hadits yang
khusus. Jika sebuah hadits bermakna khusus, maka mereka
memahami betul hadits-hadits mana yang mengkhususkannya.
Benar, para ulama juga yang mengetahui mana hadits yang
179 َ Ibnu Hajar al-„Asqalani, Fath al-Bari, j. 4, h. 253