Page 43 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 43
Memahami Makna Bid‟ah | 41
seorang yang sesat? Anda sodorkan pertanyaan ini kepada
mereka.
(Dua): Pada bagian lain dalam Majmu‟ al-Fatawa Ibnu
Taimiyah mengutip perkataan al-Imam asy-Syafi‟i serta
menyetujuinya, menuliskan:
َةنسوَاباتكَتفلاخَةعدب ؛ َ فاتعدبَةعدبلا ؛ َ وّ للاَوؼٛرَيعفاشل اَؿاق
ّ
ًّ
ً
ّ
َ ملسوَويلعَللاَىلص َوّ للاَؿوسرَباحصأَضعبَنعَارثأوَاعاػٚإو
ً
ً
ٍ
َدقَهذهف ، َ كلذَنمَائيشَفلاظَٗلَةعدبو ، َ َ ةليبضَةعدبَ هذهف
ً
َهوى٨َوأَـيبكلاَاذى ، َ هذىَةعدبلاَتمعنَ:رمعَؿوقلَةنسحَفوكت
ً
ّ
ػىا. َ لخدق١اَقيَحيح َ صلاَهدانسإبَيقهيبلاَهاور
“Asy-Syafi‟i --semoga rahmat Allah tercurah baginya-- berkata: “Bid‟ah
ada dua; bid‟ah yang menyalahi al-Qur‟an, Sunnah, Ijma‟ dan Atsar
dari para sahabat Rasulullah, maka ini adalah bid‟ah sesat. Dan
bid‟ah yang tidak menyalahi suatu apapun dari perkara-perkara
tersebut (al-Qur‟an, Sunnah, Ijma‟ dan Atsar); maka ini kadang
bid‟ah hasanah, karena perkataan „Umar: “Sebaik-baiknya bid‟ah
adalah ini (Qiyam Ramadhan)”. Pernyataan ini atau semacamnya
telah diriwayatkan oleh al-Bayhaqi dengan sanad-nya yang sahih
dalam kitab al-Madkhal”.
36
(Tiga): Masih dalam Majmu‟ al-Fatawa, pada halaman lain
Ibnu Taimiyah menuliskan:
ٍ
ٍ
َدبَىا ، َ َ ةئيسوَةنسحَلىإَعدبلاَمسقكَنمَدنع ، َ ةنسـٟاَةعدبلاَاذإ
ً
ّ
ّ
ّ
َليلدَـوقكوَمهػبَىدتقكَنكذّ لاَملعلاَلىأَنمَدحأَاهبحتسكَفأ
ّ
َاهّ لكَةيعرشلاَةعدبلاَ:ؿوقكَنمَكلذكو ، َ اهػبابحتساَىلعَيعرش
ّ
ّ
ّ
36 َ Ibnu Taimiyah, Majmu‟ al-Fatawa, j. 1, h. 163