Page 54 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 54
52 | Memahami Makna Bid‟ah
(mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka
sedikitpun”. (HR. Muslim, an-Nasa-i dan Ibnu Majah)
Dalam hadits ini dengan sangat jelas Rasulullah
mengatakan: “Barangsiapa merintis sunnah hasanah”. Perkataan
Rasulullah ini harus dibedakan dengan pengertian; (1) anjuran
beliau untuk berpegangteguh dengan Sunnah (at-Tamassuk Bis-
Sunnah), atau (2); pengertian menghidupkan Sunnah yang
ditinggalkan orang (Ihya‟ as-Sunnah). Karena tentang perintah
untuk berpegangteguh dengan Sunnah atau menghidupkan Sunnah
yang sudah mati (karena ditinggalkan manusia) ada hadits-hadits
tersendiri yang menjelaskan tentang itu. Sedangkan hadits riwayat
al-Imam Muslim ini berbicara tentang merintis sesuatu yang baru
yang baik yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Karena
secara bahasa makna “sanna” tidak lain adalah merintis perkara
baru, bukan menghidupkan perkara yang sudah ada, atau
berpegang teguh dengannya. Karena itulah al-Imam al-Hafizh an-
Nawawi dalam al-Minhaj menuliskan sebagai berikut:
َركذحتلاوَتانسـٟاَننسلاَنسوَتا َ دَف٠ابَءادتبىااَىلعَثـٟاَويف
َىلصَولوقَصيصظَٗثكدـٟاَاذىَقيوَ،تاحبقتسق١او َ ليطابمأاَنم
َوبَدارق١اَفأوَ،ةليبضَةعدبَلكوَ،ةعدبَةثدم٤َلكَ؛ملسوَويلعَللا
َ ػىاَ.ةمومذق١اَعدبلاوَةلطابلاَتاثدلمحا
“Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk memulai/merintis
perkara-perkara yang baik, merintis perbuatan-perbuatan yang
baik, dan mewaspadakan dari kebatilan-kebatilan dan keburukan-
keburukan. Dan dalam hadits ini terdapat pengkhususan
(takhshisih) terhadap sabda Rasulullah “Kulla muhdatsah bid‟ah, wa
kulla bid‟ah dhalalah”. Bahwa yang dimaksud oleh hadits ini adalah