Page 15 - Archipelagos 1
P. 15

Hening.

                  Di kejauhan, terlihat bayangan rembulan yang terbias di
            permukaan air.

                  “Jadi apa?” tanya Nala pada Nenek Rondo tak sabaran.

                  “Belum jam sebelas-sebelas, kan?”


                  “Iya, sih.”

                  Sambil mengulur waktu, Nala terus-menerus mengamati
            layar  ponselnya  untuk  melihat  jam.  Menunggu  apa  yang  akan
            terjadi. Masih air saja yang terus dilihatnya, beriak-riak menyapu
            pantai. Dengan malas perempuan itu mendongak.

                  Laut  masih sama, langit  masih  gelap, dan Rondo  masih
            tersenyum di sebelahnya.

                  Nala mulai kedinginan. Giginya menggertak-gertak,
            kakinya gemetaran, ia baru tahu kalau angin berembus sangat
            kencang di malam hari. Ia jadi merindukan perapian di
            kamarnya, tetapi mengingat Pevita ada di sana, ia lebih memilih
            mati kedinginan.

                  Sudah pukul 11.11.

                  Nala menaruh ponselnya ke dalam saku.

                  “Jadi, apa Anda pengacara yang Papa kirimkan?” tanya
            Nala langsung. “Mengakulah, kenapa juga harus jam seperti ini
            mengungkap semuanya.”

                  Rondo tertawa kecil. “Pengacara?” Ia menggeleng. Mendekati
            air laut. Melayangkan tangannya ke udara dengan dua telapak
            tangan mengarah ke bawah.

                                                                          9
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20