Page 18 - Archipelagos 1
P. 18

membuatnya kadangkala lengah. Sementara Rondo sebaliknya,
          ia  orang  yang  keras,  tak  suka  basa-basi,  kuat  namun  karena
          sikapnya ini ia jadi kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya
          apalagi setelah keempat anaknya meninggal.

               Mina bercerita dengan ramah bahwa Nala akan dibawa ke
          tempat yang aman daripada di rumah megahnya seperti penjara
          dengan Madam Pevita sebagai sipirnya. Sebuah tempat yang
          menyenangkan dan penuh tantangan. Berinteraksi dengan anak-
          anak lain. Sebuah sekolah sihir tersembunyi.

               “Archipelagos. Kau akan belajar di sana.”

               Nala menggaruk kepala, kebingungan. Bagaimana mungkin
          ia merasa baik-baik saja saat seorang nenek tua mengajaknya ke
          pantai dan tiba-tiba muncul kapal selam misterius di tengah
          malam. Lalu nenek-nenek lain di hadapannya tahu kalau dirinya
          tinggal di rumah megah.

               Kurasa aku betulan diculik.

               “Tidak-tidak, ini tidak mungkin. Maksudku, apa aku sedang
          bermimpi? Mabuk? Dunia seperti itu cuma cerita fiksi yang kubaca
          di akhir musim hujan.” Nala berujar, masih berusaha mencari
          jawaban dari semua ketidak-masuk-akalan ini.
               “Kalau kau tak percaya masuklah. Kita tak punya waktu.”


               Dengan helaan napas berat Nala nurut. Sejujurnya ia sangat
          antusias kalau itu benar, tetapi rasanya mustahil.

               Mereka akhirnya berpisah. Mina dan Nala mengucapkan
          selamat tinggal sementara Rondo berdiri dengan senyum tipisnya
          yang melelahkan.

                                        *

          12
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23