Page 108 - 2B
P. 108

2B


            habis  tak  bersisa.    Dan  benar  saja,  Bara  kemudian  bangkit  dari
            duduknya. Dia berbalik, menatap Resi.
                    “Maaf, kata apa lagi yang bisa kuucapkan?” Bara melempar
            sorot  mata  tajam.  Kulihat  mereka  beradu  mata,  seperti  ingin
            melangsungkan pertarungan.
                    Aku  panik.  Ikut  berdiri.  Mungkinkah  aku  bisa  menengahi?

            Rupanya Resi memilih membuang muka, sinis.
                    “Aku  tak  mengerti  harus  bertanggung  jawab  bagaimana
            lagi.”
                    Bara.. aku menatapnya, iba. Kulihat beban menggunung itu
            ada di pundaknya.
                    “Kau  tahu  Res?  Aku  berjuang  untuk  kalian.  Tapi  sejatinya,
            permasalahan  ini  bukan  pada  kunci,  tapi  diri  kita  yang  terlalu

            bergantung pada orang lain.”
                    Bijak  kudengar  Bara  berujar.  Namun,  kata-kata  itu  serak
            terdengar.
                    “Kau boleh menyalahkanku. Tapi ketahuilah, bahwa hal yang
            paling  kusesali  di  dunia  ini  adalah  membantu  kalian  melakukan
            kecurangan,”  Bara  kemudian  diam  sejenak,  masih  menatap  Resi

            mempertahankan sorot mata tajam.  “Apalagi membantu dirimu yang
            tak tahu terima kasih.”
                    Resi  tercekat.  Aku  pun  juga  pada  kalimat  terakhir  Bara.
            Mungkin Resi tak percaya Bara akan berkata seperti itu. Ditatapnya
            Bara seperti melempar perlawanan.
                    “Bara, kau?”
                    “Kau  tak  bisa  menyalahkanku,”  Bara  menyela.  “Aku  bodoh

            dan kau lebih bodoh!” Bara kembali berucap. Pedas.

                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  107
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113