Page 109 - 2B
P. 109

2B


                    Resi melotot, tak menyukai kata-kata Bara.
                    “Kau yang salah. Rela sekali ikut strategi busuk,” Bara terus
            melanjutkan kata-katanya tanpa ampun.
                    Setengah  kaget  aku  pada  semua  perlakuan  Bara.  Kuelus
            dadaku  yang  berdegup.  Kutatap  Resi.  Wajahnya  mulai  berair.
            Melihat  Resi  yang  menatapnya  berkaca,  Bara  kemudian

            membalikkan  badan.  Tapi  dia  tak  hendak  duduk,  melainkan
            melangkahkan  kaki  keluar  kelas.  Aku  kembali  panik.  Bara,  Bara.
            Ingin  sekali  kupanggil  dia  untuk  kembali.  Memintanya  mencabut
            semua katanya. Resi pasti terluka.
                    “Resi…,”  aku  mencoba  menenangkannya.  Ah,  tapi
            sebenarnya aku berada di pihak Bara. Begitu lega ketika kulihat dia
            menyesali segala perbuatannya dahulu, merencanakan kecurangan.

                    Rupanya kami cukup menarik perhatian. Mata banyak siswa
            kini  tertuju  padaku  dan  Resi.  Kulihat  wajah  berairnya.  Resi  tak
            sanggup menahan buliran air itu. Aku hanya bisa meneguk liur, tak
            mengerti hendak berbuat apa.
                    “Sudahlah  Res,  kau  jangan  menyalahkan  Bara!”  kini
            seseorang menyahut.

                    “Benar!  Semua  yang  kita  lakukan  kemarin  sudah  resiko.
            Harusnya  kita  pandai  memilah  kunci  jawaban.  Tak  hanya
            bergantung pada orang lain.”
                    “Kau tak bisa menyalahkan Bara.”
                    “Res, jangan seperti itu pada Bara. Kau tahu, dia berjuang
            penuh kemarin. Dia memutar otak untuk membuat kita lulus ujian.”
                    “Betul!”




                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  108
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114