Page 105 - 2B
P. 105

2B


            peduli, lagi-lagi itu yang kubatin. Aku pun sama sepertinya, tak siap
            bertemu. Tapi semua ini tak dapat dibiarkan. Santai, kutaruh tasku di
            meja dan duduk di bangku di belakangnya.
                    Aku  duduk  di  bangkuku.  Posisi  ini  membuatku  leluasa
            memperhatikannya. Kuhembuskan nafas. Aku ingin sekali berbicara
            dengannya.  Kupanggil  saja  dia  walau  sebenarnya  aku  masih  tak

            tahu harus berbicara apa.
                    “Bara..,”  panggilku  dan  kulihat  Bara  yang  masih  meragu,
            “Bara…,”
                    Aku diam ketika tak kulihat respon baik darinya. Baiklah, aku
            kemudian  memilih  untuk  tak  mempedulikannya  lagi.  Kulihat  seisi
            ruangan. Kutatapi satu persatu anak-anak yang tidak lulus. Ada 15
            anak,  dan  memang  dari  kelas  IPAlah  yang  tidak  lulus  terbanyak.

            Hatiku ikut miris.
                    “Lho  Bit?  Kau  juga  tidak  lulus?”  seseorang  berseru,  Resi
            teman  sekelasku  menghampiriku.  Kulihat  keterkejutan  di  matanya
            saat  menatapku.  Dia  mendekat,  duduk  di  bangku  sampingku  yang
            masih kosong.
                    Resi, gadis bermata lentik yang cantik, seringkali menjuarai

            basket  putri  mewakili  sekolahku.  Gadis  yang  dikenal  semaunya
            sendiri  dan  gampang  marah.  Banyak  anak  sebenarnya  tak
            menyukainya, tapi banyak juga teman lelaki di sekolahku yang suka
            mendekatinya. Dia cantik, itu alasan utamanya. Tapi aku tak sering
            berinteraksi dengannya, jadi aku tak pernah merasakan seperti apa
            sebenarnya yang disesali dari anak ini.
                    “Iya,” jawabku.




                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  104
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110