Page 100 - 2B
P. 100

2B


                    “Ini.” Aku menyerahkan uang seribu padanya, “Aku beri kau
            uang, tapi nyanyikan lagu yang kuinginkan!” Kataku.
                    Buru-buru  anak  kecil  yang  kutaksir  berumur  sekitar  5
            tahunan itu mengambil uang yang kusodorkan. Tapi kulihat gelagat
            pengamen itu seperti salah tingkah.
                    “Nyanyikan  aku  sebuah  lagu…,”  belum  aku  selesai

            mengutarakan  keinginanku,  tiba-tiba  pengamen  itu  menundukkan
            wajah lalu pergi dan menarik anak kecil di sampingnya.
                    Aku  melongo  menatap  kepergiannya  sebelum  akhirnya
            kudengar suara tawa.
                    “Bit, bisa-bisanya kau menggoda pengamen di siang begini.
            Hahaha,” Eni menghampiriku sambil menahan tawanya, “Kamu lihat
            nggak bagaimana ekspresinya tadi?”

                    Aku  menghembuskan  nafas,  “Harusnya  pengamen  itu
            menyadari antara hak dan kewajiban. Selalu saja main pergi setelah
            diberi uang.”
                    Eni  mengambil  posisi  duduk  di  sampingku.  “Menyadari
            bagaimana?”
                    “Haknya  adalah  mendapatkan  uang  dariku,  kewajibannya

            tentu saja melayaniku dengan lagu terbaiknya.”
                    “Kau  kan  tahu,  biasanya  pemberian  uang  adalah  tanda
            pengusiran  bagi  pengamen.  Jika  sudah  diberi  uang,  tentu  saja  dia
            akan pergi.”
                    “Yah..  uangku sudah di tangannya Eni. Harusnya aku dapat
            satu lagu hiburan.”
                    “Sudah  jangan  sedih,  biar  kuberi  kau  suara  merduku.  Mau

            kunyanyikan lagu?” Eni memandangku sambil memainkan matanya.

                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  99
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105