Page 96 - 2B
P. 96

2B


                    Semenjak  aku  tahu  bahwa  aku  tak  lulus,  aku  memang
            menutup  diri  dari  berita  sekolah.  Sampai  sekarang,  aku  tak  tahu
            siapa saja teman-teman yang bernasib sama denganku. Jangankan
            hal itu, nilaiku saja sebenarnya aku tak tahu.
                    “Semua mengalami  hal  yang sama, jatuh pada salah satu
            mata pelajaran.” Bu Elia kemudian menghembuskan napas, “Bara itu

            jatuh di fisika!”
                    Aku  mendelik,  mencermati  perkataaan  Bu  Elia.  Aku
            mendengar satu nama disebut oleh Bu Elia. Bara? Tiba-tiba tercekat
            aku dibuatnya.
                    “Bara… tidak lulus Bu?” tanyaku kemudian, terbata.
                    Bu  Elia  mengangguk  pelan  membuatku  benar-benar
            melongo.  Apa  aku  tidak  salah  dengar?  Hatiku  tiba-tiba  saja

            berkecamuk. Terlalu banyak rasa yang menempel ketika mendengar
            namanya. Ingatanku leluasa berputar pada masa ujian dulu. Cepat
            aku  mengingat,  terutama  saat  kata  fisika  ikut  disebutkan.  Fisika?
            Mata  pelajaran  yang  dulu  diributkan  teman-teman.  Mata  pelajaran
            yang membuat Bara juga ikut diributkan.
                    “Di fisika Bu?” pertanyaan ini kulontarkan, untuk meyakinkan

            dan tepatnya membuatku.. prihatin.
                    Bu  Elia  lagi-lagi  mengangguk  pelan.  Hatiku  kembali
            bergejolak. Kepalaku hampir pecah. Tak habis pikir aku dibuat oleh
            keadaan ini. Bara pun tak lulus? Jelas kuingat saat dia meneteskan
            air mata usai ujian fisika. Sepertiku dulu yang menangis tersedu usai
            matematika.
                    “Sepertinya kau pun belum melihat nilai-nilaimu.”




                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  95
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101