Page 91 - 2B
P. 91

2B


                                     CHAPTER  9


                    Aku tak peduli dan masih berdiri pada pendirianku. Aku tak
            akan  membukakan  pintu  itu  walau  seberapa  keras  ibu  mengetuk
            pintuku.  Aku  terlanjur  sakit,  itulah  yang  kurasa  ketika  mendengar

            rangkaian  kata-kata  tajam  dari  mulut  ibu.  Hatiku  perih  ketika
            kudengar percakapan ibu dan ayah. Ibu bercerita tentang tetangga
            yang  sibuk  membicarakanku  dan  anak-anak  lain  yang  tidak  lulus
            ujian nasional.

                     “Itu  tuh  masalahnya,  tidak  mau  ngasi  contekan  ke
            temannya, makanya nggak lulus!”

                    “Makanya  Bu  Syamsul,  lain  kali  anaknya  jangan  dibiarin
            terlalu pede mau ngerjain sendiri, akibatnya nggak lulus!”

                    Ibu  bercerita  pada  ayah  dan  aku  mencuri  dengar.  Kulihat
            jelas  paras  ibu  yang  menahan  malu  saat  di  dapur  waktu  itu.  Ibu
            sibuk  menggoreng,  sementara  ayah  menunggu  dengan  kopinya  di

            meja makan.
                    “Ibu heran, kenapa sih Bita tidak mau menyontek saat itu?”
            itulah kemudian yang keluar dari mulut ibuku.
                    “Kamu  ini  ada-ada  saja,  yang  lalu  biarlah  berlalu.  Masa
            kamu tidak bangga pada anakmu sendiri? Biar tidak lulus kan yang
            penting  hasilnya  murni!  Berapa  banyak  anak-anak  yang  lulus  tapi
            dengan hasil curang.”




                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  90
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96