Page 89 - 2B
P. 89

2B


                    “Bit, hari ini pengumuman ujian nasionalmu?”
                    Aku memandang ayah sumringah, “Iya.”
                    Hari  ini  memang  pengumuman  ujian  nasional,  batinku
            melapangakan  hatiku  sendiri.  Pengumuman  sebenarnya  adalah
            kemarin.  Aku  sudah  melewati  satu  hari  dengan  aman.  Tidak  ada
            telepon dari sekolah sampai detik ini.

                    Ayah  memandangku  dingin,  “Untuk  apa  kau  mengenakan
            batik?”
                     “Sekolah  meminta  kami    mengenakan  batik  pada
            pengumuman .”
                    “Kau hendak pergi ke sekolah?”
                    Wajah cerahku kini berganti. Alisku beradu, menggambarkan
            rasa heran pada pertanyaan ayah.

                     “Iya Ayah!”
                    Kulihat ayah yang kemudian memandangku ragu.
                    “Kembalilah ke kamarmu dan lakukan hal yang berguna!”
                    Deg! Kurasakan tubuhku seakan terkunci. Kata-kata apa tadi
            yang  barusan  kudengar?  Setengah  tak  percaya,  ingin  sekali  aku
            meminta  penjelasan.  Apa  maksud  ayah?  Tiba-tiba  pikiranku

            melayang,  membayangkan  sesuatu  yang  tak  ingin  sekali
            kubayangkan.
                    “Kau tak perlu ke sekolah hari ini!”
                    Aku memandang ayah dengan wajah berkaca, “Kenapa?”
                    Kenapa?  Kenapa  ayah  berkata  seperti  itu?  Batinku
            mengejar,  menuntutku  untuk  segera  meminta  penjelasan.  Kutatap
            ayah,  menuntutnya  untuk  memperjelas  perkara.  Namun  ayah

            memilih diam. Tak kudengar lagi kata-kata.

                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  88
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94