Page 94 - 2B
P. 94

2B


                    Menit  kembali  berlalu,  hening.  Aku  masih  mendekam  di
            dalam kamar, hingga kudengar ayah  mengetuk pintu kamarku.
                     “Bit,  jangan  berlarut  marah  seperti  ini.  Ada  wali  kelasmu
            datang  ingin  bertemu  denganmu.”  Kudengar  suara  ayah  di  balik
            pintu.
                    Aku  tersentak mendengarnya.  Langsung  saja  aku  beranjak

            dari kasur, namun termenung sebentar. Wali kelasku? Kubayangkan
            wajah  Bu  Elia  yang  sekaligus  guru  biologiku.  Tiba-tiba  aku  jadi
            gugup dibuatnya.
                    Aku mendekat ke  pintu.  kudengar  di  ruang  tamu  ayah  dan
            ibuku  berbincang  dengannya.  Sayang,  tak  kudengar  jelas  isi
            pembicaraan mereka. Rasa marah pada ibu kini terlupakan seketika.
            Pikiranku  beralih  untuk  segera  mempersiapkan  mental,  bertemu

            dengan guruku tersebut.
                    Tok-tok!  Suara  pintuku  diketuk  yang  langsung  membuatku
            reflek menghindar dari pintu saking terkejutnya.
                    “Bit,  jangan  seperti  anak  kecil!  Ayo  keluar  dan  temui  Bu
            Elia!” Suara ayah yang sepertinya sedikit jengkel dengan sikapku.
                    Aku  kembali  tersentak.  Suara  ayah  sudah  penuh  tuntutan.

            Kalau  tidak  dipenuhi,  mungkin  akan  bermasalah.  Akhirnya
            kuputuskan  untuk  membuka  pintu  perlahan.  Aku  berkaca  terlebih
            dahulu,  membenahi  wajah  yang  sembab.  Kulangkahkan  kaki
            kemudian, membuntuti ayah.
                     “Ini  loh anaknya, dari kemarin murung terus,” kata ayahku
            kemudian.  “Silahkan  Bu  Elia,  mau  diapain  ini  anak.  Saya  tinggal
            sebentar ke dalam.”

                    “Oh iya Pak, terimakasih!”

                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  93
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99