Page 95 - 2B
P. 95

2B


                    Aku  datang  dengan  menunduk,  kemudian  perlahan
            mengambil  posisi  duduk.  Sebenarnya  aku  sangat  menyayangkan,
            kenapa Bu Elia harus datang di saat yang tidak tepat. Harap-harap
            cemas, kucoba menatap wajah Bu Elia.
                    “Bagaimana kabarmu?” tanya Bu Elia kemudian.
                    Basa  basi  yang  bagus.  Kulihat  jelas  wajah  prihatin  Bu  Elia

            menatapku.  Sebenarnya  aku  tidak  begitu  suka  dengan  tatapan  itu,
            tatapan rasa kasihan. Tatapan itu lebih membuatku merasa terpuruk.
            Sejatinya, aku baik-baik saja, masih dapat berdiri sempurna.
                    “Tenang  Bu,  saya  baik-baik  saja!”  Kupaksakan  memasang
            senyum walau sangat tidak pas dengan wajah sembabku saat ini.
                    Bu  Elia  ikut  tersenyum,  namun  raut  wajahnya  masih  tak
            lepas memandang pilu.

                    “Tidak  seperti  yang  Ibu  pikirkan!”  Aku  kembali  berujar  dan
            Bu Elia masih tersenyum.
                    “Minggu depan ada paket C. Tadi ibu sudah bicara dengan
            ayah  ibumu.  Mulai  besok, ada  intensif  untuk  anak-anak  yang  tidak
            lulus.  Persiapan  untuk  mengikuti  paket  C.  Intensif  ini  kita  berikan
            berhubung banyak sekali yang tidak lulus.”

                    Aku mengangguk. Intensif adalah berita yang bagus bagiku.
                    “Berapa  anak  yang  tidak  lulus,  Bu?”  Aku  kemudian
            mencetuskan pertanyaan.
                    “21.”
                    Aku tertegun mendengar jawaban bu Elia. Ternyata, pesan
            yang dikirim teman-teman kemarin benar adanya.
                    “Siapa saja?”




                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  94
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100