Page 101 - 2B
P. 101

2B


            Mata  itu  mengerling  indah  sampai  akhirnya  kemudian  meredup
            sendiri.  Eni  menatapku  lamat-lamat.  Senyum  menahan  tawanya
            kemudian pun memudar.
                    “Kenapa kau tiba-tiba diam?”
                    Eni menatapku, memasang wajah manyun campur sedih.
                    “Bita..,”  katanya  kemudian  berkaca,  “Kau  baik-baik  saja,

            kan?”
                    Aku  memandang  Eni.  Sebenarnya  aku  sudah  terbiasa
            dengan  sifat  Eni  yang  gampang  sekali  mengacaukan  suasana.
            Sebentar  ceria,  sebentar  kemudian  berubah  suram.  Geram  juga
            lama-lama, “Eni.. apa kau tidak lihat sekarang aku baik-baik saja?”
                    Eni  tak  merubah  air  mukanya.  Dia  orang  yang  sangat
            ekspresif.  Sekarang  pun  aku  sangat  melihat  jelas    mukanya  yang

            memandangku  sedih,  “Kenapa  harus  kau  yang  tak  lulus?”  katanya
            lagi  dan  kulihat  wajahnya  semakin  mengerucut  dengan  mata
            semakin berkaca, “Aku kan jadi sedih.”
                    “Eni,  yang  tidak  lulus  itu  aku.  Kenapa  harus  kau  yang
            sedih?”
                    Eni menghembuskan nafas cepat, “Aku tidak percaya semua

            ini. Kau sih terlalu jujur. Harusnya kau ikut kami waktu itu, walaupun
            ada kunci yang salah, tapi aku kan tidak sebodoh mereka yang main
            pake kunci itu sembarangan. Kenapa sih kau harus sangat jujur?”
                    “Eni!”  Tiba-tiba  aku  setengah  membentaknya  yang
            membuatnya kemudian tercekat.
                    “Bit?”






                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  100
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106