Page 116 - 2B
P. 116

2B


            kulupakan  begitu  saja.  Terlihat  jelas  pada  hasil  ujian  nasional.
            Fisikaku melonjak tinggi sekali.
                    “Jangan  disesali  apa  yang  sudah  terjadi.  Ketika  keadaan
            tidak  seperti  yang  diharapkan,  pilihan  kita  ada  dua,  menyesali  dan
            berlarut-larut  dalam  penyesalan,  atau  menerimanya  dan  kemudian
            melangkah maju.”

                    Pikiranku  kembali  mengingat  perkataan  Bu  Rina  kemarin,
            saat  hari  intensif  paket  C  pertama.  Semangat  juangnya  untuk
            mengajarkan kami tidak pernah putus. Walau pernah kulihat  wajah
            kecewanya pada Fisikaku dulu. Rupanya Bu Rina tegar menghadapi
            kami.
                    “Jangan  lewatkan  beberapa  hari  ini  untuk  mengevaluasi
            hasil ujian nasional kalian. Pada paket C minggu depan, kalian harus

            lulus.  Tidak  apa-apa  kelewatan  ujian  SNMPTN.  Kalian  bisa
            mendaftar dengan ijazah paket C pada ujian mandiri universitas.”
                    Saat  itu  kami mengangguk.  Kami  yang  terdiri  dari  15  anak
            IPA  yang  tak  lulus  seketika  melupakan  rasa  sedih  dan  terpukul.
            Kami memutuskan untuk mengambil solusi yang diberikan. Paket C?
            Jika kita tahu, sebenarnya paket C tidaklah buruk.


                        Beberapa  pelajar  melakukan  konvoi  merayakan
            kelulusan.

                    Tersentak  aku  dari  lamunan,  kudapati  televisi  di  depanku
            menghadirkan sebuah berita menelisik jiwa. Berita itu adalah berita
            kegiatan  siswa  setelah  pengumuman  ujian  nasional.  Mataku  kini

            beralih  menatap  kotak  menyala  itu.  Kulihat  di  sana,  raut  wajah

                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  115
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121