Page 52 - 2B
P. 52

2B


            bangku  belakang,  tak  juga khawatir  dengan  siswa  yang  sembunyi-
            sembunyi membuka handphone-nya, begitu juga dengan siswa yang
            melancarkan kode jari bagi yang duduk di depan. Pengawas lainnya
            pun, sepertinya lebih menikmati buku catatannya di meja sana.
                    Kawan di sebelahku melirik ke lembar jawabanku, berharap
            mendapatkan  sesuatu  untuk  kawan  di  serong  kanan  belakangnya.

            Aku menutupnya dengan lembar soal, sambil mencari sisa jawaban.
            Bel  tanda  ujian  selesai  berteriak,  aku  menghembuskan  nafas,
            kuhitamkan pilihan jawaban  yang paling memungkinkan menurutku
            untuk tiga soal, meski aku tak yakin.
                    Pengawas di depan hanya bicara, “Ayo cepat dikumpulkan,
            waktunya   sudah   habis.”   Tanpa   bergerak   sedikitpun   dari
            singgasananya.  Apa-apaan  ini?  Pengawas  tak  menggubris

            beberapa teman yang bergerombol mencari contekan, mereka lebih
            memilih  mengatur  lembar  jawaban  sebagian  siswa  yang  telah
            dikumpulkan.
                    Aku  menghentak  kaki  kiriku,  menatap  tajam  pengawas.
            Sepertinya  inilah  yang  disebut  sekongkol  antar  pengawas  yang
            hendak melindungi murid di sekolahnya. Aku keluar dengan pilu.


                                          ***

                    Aku  berjalan  menuju  kantin,  berharap  ada  warung  yang
            masih buka sehingga aku  bisa mereguk segelas minuman. Otakku
            butuh  sedikit  pelemasan  sebelum  kembali  bergulat  dengan  materi
            ujian besok, Bahasa Inggris. Ah, pelajaran itu sebenarnya terbilang

            mudah  untuk  seseorang  yang  pernah  menjuarai  lomba  debat  dan

                                         Maulida Azizah & Ummu Rahayu  51
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57