Page 23 - modul literasi keuangan dalam bisnis (delvia) fix bismilah
P. 23
Pangkaslah liabilitas, dan milikilah sebanyak mungkin aset yang bisa
memberikan cashflow (pendapatan tunai) bagi kita. Dengan cara itu, kita akan memperbaiki
kondisi keuangan Seseorang. Pengeluaran yang dihemat itu bisa dialokasikan sebagai
inventasi, untuk menambah sisi pendapatan tunai. Kalau memang liabilitas tidak mungkin
dihindari, gunakan cara pembayaran tunai agar tidak dikenai bunga untuk sesuatu yang
bersifat konsumtif. Kalau kita harus membayar bunga, usahakan semaksimal mungkin
agar benda yang dibeli memiliki nilai produktif, sehingga benda tersebut bisa membayar
sendiri cicilannya.
E. MEMAHAMI ALIRAN UANG
Lihatlah sekeliling, dan perhatikanlah bagaimana roda bisnis berputar. Cermati
transaksi yang terjadi setiap waktu; orang membeli pulsa, antrean di restoran terlaris,
termasuk juga transaksi yang terjadi di pasar-pasar tradisional. Pahamilah mengapa
orang rela mengorbankan sejumlah uang tertentu untuk mendapatkan barang atau jasa
tertentu. Cobalah perhatikan kasir di suatu swalayan. Perkirakan berapa rupiah transaksi yang
dia lakukan. Selama 30 menit, ketika sedang makan siang, cobalah menghitung berapa
konsumen yang datang ke restoran tempat Seseorang makan. Taksirlah berapa pengeluaran
per orang, dan cobalah menebak berapa omzet restoran tersebut setiap harinya. Pahami
juga cara pengelolaannya, bagaimana mereka mendapatkan bahan baku, dan bagaimana
mereka memperlakukan stok yang tak laku dijual. Cobalah mengamati perilaku orang-orang
ketika berbelanja. Selidiki latar belakang mereka. Lihatlah preferensi barang yang mereka
beli. Ketika sedang ngobrol dengan teman-teman, cobalah bertanya tentang barang atau
jasa apa yang sangat ingin mereka dapatkan kalau mereka punya banyak uang. Berikut ini hal-
hal yang mungkin Seseorang temukan :
1) Kaum berpenghasilan tetap (karyawan swasta. pegawai negeri) memiliki pola belanja
yang hampir sama. baik sklus waktu maupun barang yang ingin mereka beli.
2) Terjadi pola aliran uang, pada awal bulan uang mengucur dari employer ke
employee. Tetapi itu hanya terjadi dalam beberapa hari. Selebihnya, aliran uang berbalik
kembali ke kalangan employer, yaitu mereka yang memiliki dan mengelola bisnis.
Kalaupun gaji sudah habis, kaum employee itu tidak berhenti berbelanja.
3) Dibandingkan kaum employer, justru employee yang berpendapatan tetap, yang
paling berani berutang. Sebagian besar utang mereka adalah utang konsumtif (yaitu
cicilan rumah, angsuran kendaraan, dan kartu kredit), Jumlah nominalnya mungkin tidak
seberapa. Tapi jumlah nominal kan relatif ? Kita harus membandingkannya dengan
pendapatan. Banyak di antara mereka menggadaikan pendapatan di masa depan untuk
kenikmatan/utilityas yang dinikmati saat ini. 90% ditujukan untuk tujuan konsumsi !
Bukan untuk memperbaiki arus kas, semakin lama mereka terjerat utang konsumtif,
semakin kecil peluangnya untuk bebas secara finansial.
23

