Page 158 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 158
curi mangga seperti ini memang bakat menyimpan rahasia.
Karena tidak mungkin ia makan mangga sambil berkoar-
koar telah mencurinya. Ia akan merahasiakan kejahatannya
sepanjang sisa umurnya.
Saya perlu memberi beberapa instruksi kepada bocah
ingusan ini sebelum membawanya ke toko mainan. Saya
ajari cara merepotkan ketiga penjaga toko, sebab kata saya
kepadanya, calon pembeli yang pintar adalah orang yang
bisa mendorong penjaga toko mengeluarkan banyak koleksi
dagangannya lalu menawarnya semurah mungkin.
Saya gandeng tangan keponakan palsu saya ketika ma-
suk ke toko mainan, setelah memastikan juragan toko tidak
berada di tempatnya. Di dalam, bocah ini berlari-lari kegi-
rangan memutari toko. Girang dalam arti sesungguhnya.
Barangkali ini pertama kalinya ia masuk toko mainan dan
merasa mampu membeli mainan yang ia inginkan. Saya
tersenyum jemawa dengan perannya yang kelewat alamiah.
Saat mata para penjaga toko terpaku pada pengalih perhatian
yang saya bawa, saya merapat ke sudut etalase yang memajang
beberapa topeng plastik di sebelah gantungan baju berisi
kostum-kostum superhero. Dengan gesit saya mencuri sebuah
topeng Salvador Dali seharga tiga puluh enam ribu rupiah.
Topeng itu mengingatkan saya pada sebuah film seri Spa-
nyol tentang perampokan di pabrik percetakan uang. Simbol
topeng Dali menjadi tren baru dalam aksi protes gara-gara
film tersebut. Saya segera menyelipkan topeng Dali ke balik
jaket yang kemudian saya tarik resletingnya sampai puncak.
Kemudian saya menghampiri bocah yang kini sibuk
140

