Page 38 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 38

sakit akan mengurung mereka paling sedikit dua puluh satu
           hari. Penularan dapat terjadi bila seseorang bersinggungan
           dengan benda-benda yang pernah disentuh atau melekat di
           badan si pembawa wabah.
               Tetapi orang-orang tidak tahu, Ramiso diboyong ke
           puskesmas dalam keadaan sehat walafiat. Tanpa ruam, tanpa
           demam, tanpa gayang. Mereka juga tidak tahu, enam hari
           sebelum diungsikan ambulans, Ramiso—dan dua laki-laki
           lainnya—diundang Kepala Desa Sumber Bulan, Mirna, dr.
           Simon, dan Kiai Jalil untuk membicarakan sebuah muslihat
           saat semua warga telah lelap.
               “Biar Sumber Bulan juga dapat bantuan seperti desa-de-
           sa lain,” bisik Mirna. “Tenang, masing-masing kalian akan
           mendapatkan kompensasi satu juta. Itu tidak termasuk ban-
           tuan untuk keluarga kalian.”
               Membayangkan menerima satu juta tanpa bekerja
           membuat Ramiso—dan mungkin kedua kuli lainnya—bun-
           gah. Bekerja sebulan suntuk yang meletihkan belum tentu
           mendapatkan duit sejuta.
               “Yang diperlukan cuma kesediaan untuk rebahan di
           kamar puskesmas selama tiga minggu saja,” ujar dr. Simon.
               “Dan komitmen tutup mulut,” timpal Kiai Jalil.
               “Tetapi kenapa harus kami?” Ramiso tidak bisa
           menyembunyikan rasa penasaran.
               “Kalian sering berinteraksi dengan orang-orang luar di
           toko Haji Ansori. Ngangkut barang dan semacam itu. Masuk
           akal jika kalian yang kena virus duluan,” jawab Mirna.
               Kini, Ramiso tidak hanya menikmati hari-harinya se-


                                  20
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43