Page 61 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 61
karena sekarang sedang seakan berada dalam missi untuk
menemukan benih-benih korona yang mau saya ternakkan,
saya terpaku agak lama di gerbang itu, menatapnya sekaligus
dengan perasaan ragu. Dan tiba-tiba saya dikejutkan oleh
penglihatan saya sendiri, sesuatu yang sebelumnya tidak
pernah saya perhatikan ketika melewati rumah sakit itu.
Di bagian belakang, sebelah timur bangunan rumah sakit
itu, ternyata menjulang sebuah bangunan yang menyerupai
menara, dengan keluasan, saya kira, sekitar 5x6 meter, dengan
ketinggian mungkin 25 meter. Hanya ada satu jendela yang
agak lebar di bagian atasnya. “Mungkinkah bangunan itu
semacam menara pengawas,” saya mulai menebak-nebak.
Hati saya segera mengajak saya mengelilingi jalan ke-
cil beraspal yang mengelilingi rumah sakit itu, mendekat
ke arah menara tersebut. Dalam jarak yang lebih dekat,
saya kembali memperhatikan menara itu, memusatkan
perhatian pada jendela yang terbuka lebar, dengan ruang
dalam yang tampak temaram, mencoba-coba menebak isi
di bagian dalamnya. Pada saat itulah saya melihat wajah
seorang perempuan, mungkin baru berusia 20 tahunan, di
balik jendela itu. Yang membuat hati saya sedikit bergetar,
entah karena terpesona, entah karena takut, perempuan itu
seakan menatap tepat ke mata saya. Meskipun tidak terlalu
dekat, tampak matanya begitu tajam dan berkilau. Saya jadi
merasa tidak enak dan segera mengalihkan pandangan ke
sekitar menara itu. Namun, begitu saya mencoba melihatnya
kembali, perempuan itu sudah lenyap. Yang tersisa hanya
ruang kosong yang gelap. Begitu sunyi.
43

