Page 76 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 76

bercerita bahwa beberapa kali ketika barang kebutuhan
           yang dipesan secara daring datang, anaknya akan menun-
           juk orang asing itu dan memanggil, “Oom.” Suaranya lucu
           dan bikin gemas.
               Di sepanjang perjalan pulang, di atas speed boat menuju
           Parang Gardu, Bara sudah membayangkan wajah si anak. Ia
           bahkan sudah berkhayal akan memeluk anak itu erat-erat
           sekali saat pertama kali bertemu nanti. Lalu si anak akan
           berteriak lantang, “Ayah. Ayah. Ayah.”
               Ketika akhirnya ia sampai dan mengetuk pintu rumah,
           sulit bagi Bara mengendalikan degup jantung. Tak ada kata
           yang keluar. Juga ketika pintu dibuka dan istrinya menatap
           dengan mata yang berkaca-kaca. Istrinya sudah akan maju
           dan memeluk Bara, tapi tiba-tiba anak mereka muncul.
               Senyum Bara semakin mengembang. Juga senyum sang
           istri yang kemudian bertanya, “Hayo! Siapa itu?”
               Bara membungkukkan badan dan merentangkan ta-
           ngan hendak memeluk anak itu. Namun si kecil justru mun-
           dur dan tampak bingung.
               “Siapa itu? Hayo!” istri Bara mengulangi.
               “Oom.” Suaranya imut dan lucu, tapi Bara dan istri tidak
           tersenyum.
               Istrinya menggeleng dan berujar, “Ini ayah.”
               Kali ini anaknya menggeleng dan masuk rumah. Lalu
           keluar lagi sembari menggenggam telepon seluler, menun-
           jukkannya pada sang ibu sembari berujar, “Ayah. Ayah.
           Ayah.”
               Demi mendengar itu, Bara merasa hatinya yang ko-


                                  58
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81