Page 71 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 71

dan mencacahnya menjadi serpihan-serpihan kecil. Ser-
               pihan-serpihan itu nanti akan dicuci lagi dan dipanaskan
               hingga jadi bubur.
                   Sepanjang Senin hingga Kamis, Bara akan bersyukur
               bahwa teknologi telah mengizinkan dia melihat dan berbi-
               cara dengan anak istrinya. Meskipun sinyal sering kali jadi
               musuh yang menyebalkan, datang di saat tak diinginkan
               dan pergi justru ketika kita siap menghadapinya. Dalam
               panggilan video, ia bisa melihat perkembangan anak itu.
               Kadang-kadang tingkahnya ajaib, membuat Bara sulit per-
               caya. Ia baru percaya ketika menyaksikan sendiri di saat
               pulang ke Parang Gardu.
                   Misalnya, ketika sedang berbicara dengan istri di tele-
               pon terdengar bunyi, “Broot” yang besar sekali, Bara tak
               percaya saat istrinya mengatakan itu kentut sang anak. Ia
               baru bisa percaya saat pulang dan mendengar sendiri betapa
               kentut anaknya mirip betul dengan kentutnya sendiri: keras
               dan lantang. Bara terbahak.
                   Keajaiban-keajaiban, termasuk kentutnya, itulah yang
               membuat Bara merasa tersiksa sekali saat kantor mengu-
               mumkan pelarangan pulang bagi seluruh karyawan. Apalagi
               tidak ada kepastian kapan pelarangan itu akan berakhir.
                                       ***


                   Di bulan pertama, Bara bisa menguatkan hati dan me-
               minta istrinya untuk tabah. Semua demi keselamatan. Wabah
               bukan sekadar karangan dan berita bohong. Sebagai sebuah
               perusahaan yang sering mendatangkan peralatan langsung


                                       53
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76