Page 72 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 72

dari negara tempat penyakit itu pertama kali ditemukan,
           kantor Bara langsung mengisolasi seluruh karyawan. Ada
           ketakutan bahwa sebagian pegawai telah terjangkiti ketika me-
           megang alat-alat impor tersebut. Karena itulah, mereka harus
           ‘diamankan’ hingga masa inkubasi virus berakhir. Agar peru-
           sahaan tidak jadi kambing hitam dan mendapatkan sanksi.
               Sialnya, saat sebulan pertama terlewati, justru Kota Pa-
           rang Gardu didapuk menjadi zona merah. Penyakit telah
           menyebar di sana dan tidak boleh ada orang luar yang ma-
           suk. Kondisi berbalik, perusahaan tidak mau pegawai yang
           semula sehat semua, justru sakit dan terinfeksi saat mereka
           pulang ke rumah masing-masing. Ini akan berakibat pada
           roda produksi perusahaan.
               Maka, selama dua bulan, Bara hanya bisa menantikan
           jam kerja usai. Sebab saat itulah ia bisa melakukan panggi-
           lan video dengan istri dan melihat perkembangan si bocah
           laki-laki. Di bulan pertama ‘mendekam’, anaknya sudah bisa
           menceracau tak jelas. Hanya senyum-senyum saat melihat
           handphone dan gambar sang ayah. Bulan kedua, ia sudah bisa
           mengucap satu suku kata. “Yah.. Yah.. Yah..” yang terucap
           saat ber-video call-ria.
               Baik Bara maupun istrinya tentu berharap tidak akan
           ada bulan ketiga tanpa berkumpul di rumah. Namun, rupa-
           nya angka pasien yang terkena wabah di Parang Gardu se-
           makin meningkat. Pihak perusahaan menegaskan bahwa
           perpanjangan larangan pulang adalah satu-satunya jalan.
               Terjadi kasak-kusuk di kanan-kiri Bara. Bukan hanya
           dia yang menderita. Hanya saja, Bara memilih untuk diam.


                                  54
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77