Page 83 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 83

AW, Saksi 13. Kos Karangmalang
                   “Saya tidak menyangka kalau pakai zoom bisa boros
               banget, Pak.”
                   Langsung saja intinya apa?
                   “Saya tidak tahu kelanjutan peristiwanya apa. Saya
               hanya sempat melihat Pak Indra menjerit dan terputus
               jaringannya. Data saya habis. Pulsa juga habis. Padahal
               saya ingin menghubungi teman-teman untuk mencari tahu
               apa yang terjadi, dan apa yang bisa kami bantu. Soalnya
               jeritannya keras banget, Pak.”
                   Jerit karena kesakitan?
                   “Kalau nggak kesakitan namanya teriakan, Pak.”
                   Lagaknya jadi polisi bahasa, berani sama polisi betulan?
                   “Ya nggak gitu, Pak.”
                   Jangan mentang-mentang suka demo lalu berani sama
               polisi.
                   “Duh kok bawa-bawa demo.”
                   Saya sering lihat kamu di bundaran, tahun lalu juga di
               Gejayan kan? Bagaimana kabar si Syahadat?
                   “Sehat, Pak.”
                   Kalau jaringanmu terputus, kenapa wajahmu ada di
               tangkapan layar temanmu?
                   “Saya juga tidak tahu, Pak. Bisa jadi setelah di-kepcer
               jaringannya terputus.”
                   Ok deh, saya selalu percaya aktivis selama mereka masih
               menjadi mahasiswa.
                   “Maksudnya?”



                                       65
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88