Page 88 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 88

Maling


                              Inung Setyami








           Tiba-tiba seperti ada yang menarikku, sangat kuat. Rambut-
           ku dijambak hingga terlepas dari kulit. Aku menggelepar,
           tersedot, menuju lubang pekat. Lalu  terdorong, memasuki
           lorong. Panjang dan berliku. Tubuhku melayang-layang.
           Melesat dengan posisi yang berubah-ubah. Kadang kepala-
           ku di atas, kadang di bawah, atau berputar seperti gasing.
           Lorong panjang itu kulalui hingga akhirnya aku terhempas.
           Tersungkur pada tanah lapang gersang. Tempat yang terasa
           asing bagiku.
               Seseorang dengan perawakan tinggi besar, berbaju
           serba hitam mendekatiku. Dia berteriak sekencang petir.
           “Paino, ikut aku sekarang!”. Belum sempat aku menjawab,
           aku seperti terhipnotis untuk mengikutinya. Ia Membawaku
           melewati jalan panjang. Perjalanan melelahkan itu akhirnya
           menghentikan langkahku pada sebuah kubangan luas de-
           ngan jembatan kecil yang harus kulewati.
               Perlahan kakiku menginjakkan jembatan itu, sementara

                                  70
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93