Page 86 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 86
“Itu yang ngetik Ayub. Saya langsung menghubungi
nomor hape Pak Indra tapi tidak menjawab.”
Kalau begitu sekarang Mas Ayub saja yang menjawab.
Di dalam chatting itu kamu menulis bahwa akan berusaha
ke rumah Pak Indra?
“Iya, Pak. Sehabis Yacub nggak mendapatkan respons
dari Pak Indra, kami langsung ke kampus. Kami bertanya
kepada pegawai. Kami jelaskan apa masalahnya. Mereka
berusaha mengontak Pak Indra tapi malah sudah tidak
aktif hape-nya. Kami lalu diberi tahu alamat kontrakan
Pak Indra. Belum sampai kontrakannya, kami dihadang
di pintu gang oleh warga karena lockdown. Dari mereka
kami tahu kalau Pak Indra pindah kontrakan sebelum pan-
demi, tepatnya sejak ketahuan membawa perempuan ke
kontrakannya.”
***
Akhirnya, ada keterangan dari saksi yang menyatakan ke-
burukan dosen muda itu. Sangat pas. Dua orang mahasiswa
alim yang tidak tahu bagaimana kami mengatur seorang
perempuan mendekatinya berpekan-pekan sebelum masa
pandemi, meminta dibawa ke rumahnya, dan pada waktu
yang tepat kami menggerakkan warga.
Keterangan ini akan kami kaitkan dengan skenario yang
telah disiapkan: dosen lajang itu meninggal dibunuh kekasih
mahasiswinya. Media pasti sudah siap dengan judul bom-
bastis: Diselingkuhi, Seorang Mahasiswa Tega Membunuh
Dosennya. Ini akan menjadi berita menghebohkan di antara
68

