Page 64 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
P. 64

54





               perjalanan  persahabatanku.  Hari  sudah  sore,  kami  pun  pulang
               dengan  perasaan  gembira.  Aris  membeli  gelang  dua,  satu

               untuknya dan satunya lagi diberikannya untukku.
                       “Ra, kamu pakai ini!” kata Aris.

                      “Tumben  kamu  beli  gelang,  Ris”  kataku  sambil  tertawa
               kecil.

                      “Hahaha…selo  aja  Ra,  biar  ada  kenang-kenangan  dari
               sini,” jawab Aris santai.
                      “Hahaha…iyalah  Ris,  terima  kasih,”  kataku  pada  Aris.

               Akhirnya  kukenakan  gelang  dari  Aris  di  tangan  kiriku.  Kami  pun

               pulang dengan perasaan gembira.
                      Sesampainya di rumah, Aris tak lagi singgah, dia langsung
               pulang.

                      “Assalamualaikum  Bu,”  salamku  sebelum  masuk  rumah.
               Tak ada yang menjawab kala itu. Kulihat ibu di kamar tidak ada, di

               dapur tak ada, di ruang tv juga tidak ada. “Kemana Ibu ya, tumben
               gak ada di rumah” kataku dalam hati. Aku segera membersihkan

               diri setelah pergi tadi.
                      Besok  adalah  hari  perpisahan  di  sekolah.  Seperti  biasa,

               ada  persembahan  yang  akan  dipertunjukkan.  Aku  mengenakan
               baju  kebaya  dan  rok  span,  make  up  tipis  dan  jilbab  yang

               sederhana. Pagi itu, Aris menjemputku. Setiap hari kami memang
               selalu pergi bersama.

                      “Cantik sekali kamu hari ini Ra,” kata Aris padaku. Dia tak
               pernah  mengatakan  hal  itu  sebelumnya  selama  bersahabat

               denganku. Bagiku  itu adalah sebuah ejekan.






               Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah”                                                54
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69