Page 65 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
P. 65
55
“Ngejek aja pun kamu Ris. Kugantilah ini, jilbabnya lucu ya,
atau make upnya terlalu menor, atau bajunya kurang bagus?”
kataku dengan sejuta tanya.
“Hehehe…tidak ada yang salah, kamu hari ini cantik Ra.”
jawab Aris dengan senyum di wajahnya. Seketika aku jadi
terkesipu malu.
“Sudahlah, ayok kita berangkat, nanti kita telat!” kataku
pada Aris. Kami pun segera berangkat. Aris menggunakan jas,
kemeja biru yang menjadi warna favoritku, celana keper. dan
sepatu kilat. Perpisahan kelas menjadi momen yang paling
menyedihkan karena tidak akan mengulang masa itu kembali atau
bahkan tak bertemu dengan sahabat sejati yang lain.
Acara dilakukan di lapangan sekolah, menerbangkan
sejumlah harapan ke atas langit yang dianggap sebagai harapan
dan cita-cita yang harus dicapai, sejauh mana dan setinggi apa
kita harus meraihnya dengan berjuang. Pelepasan balon pun
dimulai. Warna-warni balon beterbangan di atas langit nan biru.
Semua mata tertuju pada balon tersebut. Momen yang selalu
diabadikan dengan berfoto.
Setelah perpisahan di sekolah selesai, kami menuju rumah
masing-masing. Seperti biasa, aku pulang bersama dengan Aris.
“Ris, gak terasa ya, sudah tiga tahun kita SMA dan kita
udah tamat,” kataku pada Aris ketika berada di perjalanan pulang.
“Iya Ra, perjuangan akan kembali dimulai lagi Ra” jawab
Aris padaku.
Lima belas menit kemudian sampailah kami di rumah. “Ibu,
tadi kami perpisahan di sekolah, kini aku sudah tamat Bu,” kata ku
pada ibu.
Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah” 55

