Page 16 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 16

harian,  'headline  news'  dari  koran  itu  adalah  persoalan

           kebijakan  presiden  terhadap  gembong  narkoba  warga

           negara asing yang akan di eksekusi mati. Juga protes dari
           berbagai  kalangan  masyarakat  terhadap  keambiguan

           penetapan hukum pada kasus yang membentrokkan antara
           polisi  dan  komisi  pemberantasan  korupsi.  Lalu  berlanjut

           dibukanya lembar ke halaman olahraga, berita kemenangan
           tim  sepakbola  favoritnya  di  pentas  liga  champions  eropa

           membuatnya tersenyum puas.

                  "Ayolah!  Sebentar  saja  tak  mengapa,  lihatlah  aku
           minimalnya! Aku mohon." Jeritku mengemis perhatian dari

           Tuanku.
                  Ia  bangkit  menuju  ke  arahku,  semakin  dekat  dan

           dekat,  terasa  detak  jantungku  semakin  kuat  meronta.

           Akankah  ia  kembali  memeluk  erat  tubuhku  dan  mencium
           gemas bibirku lalu meremas lembut dadaku, ataupun cukup

           dengan  mengecup  keningku  dan  beri  belaian  mesra  dari
           jemarinya  untukku?  Ah,  rupanya  ia  terus  berjalan

           melewatiku,  bahkan  tak  sedikitpun  tatap  matanya  jadi

           milikku. Kesal semakin rasanya, perasaan bersalah semakin
           menghantui,  padahal  apa  salahku?  Beginikah  juga  yang

           seseorang rasakan ketika dirinya tiada berarti, tak terhargai?
           Ingin  rasanya  aku  bunuh  diri  saja,  kalau  aku  tak  segera

           menyadari bahwa aku ini hanyalah benda mati seperti yang
           “Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ

                                                                            16
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21