Page 77 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 77
sebilah keris sebagai wakilnya saat menikah. Tak adil jika
kau lampiaskan kepadaku.
Buat kaditya
Maaf, aku hanya mewakilkan kedatanganku kepada
selembar kertas ini. Bukan maksud aku melecehkan
undanganmu, tapi ini sekaligus sebagai bukti atas
ketakberdayaanku sebagai perempuan.
Kaditya, jangan pernah berpikir bahwa perempuan
sekarang lebih bermartabat daripada perempuan jaman
dahulu. Kau lihatlah segala apa yang kau lihat. Jika kau
gunakan mata intuisimu, sesungguhnya inilah perbudakan
yang sangat dahsyat tengah berlangsung. Apalagi sejak
makhluk bernama uang itu diberi keleluasaan. Tata hidup
menjadi jungkir balik.
Kaditya, aku bicara macam ini bukan sebagai pembela,
aku bicara atas nama korban dari permodalan. Kau tahu
maksudku?
Atau datanglah kepadaku jika kau tak paham. Aku akan
beberkan semua kebusukan dan kecurangan jaman
kepadamu.
Maaf, terima kasih.
Sahabatmu,
Threa
“Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ
77

