Page 79 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 79
Tentang situasi negeri ini yang tidak jelas kabar
beritanya, tentang kesimpangsiuran yang meniscayakan
perubahan, kaupun beranggapan bahwa perempuan harus
sejajar dalam perjuangan buat meningkatkan kualitas hidup,
sebab hidup bukan monopoli kaum laki-laki.
Dan seperti halnya perempuan lain, kaupun
memimpikan hidup wajar, serupa menikah dan
membesarkan anak-anak, “terang saja, seorang perempuan
bahkan lebih memikirkan hal itu dengan sungguh-sungguh
daripada kaum laki-laki.” Jawabmu pada suatu ketika,
sebagai laki-laki, aku dibuatnya keki.
Sepasang merpati hinggap di ujung atap, “bagaimana
pendapatmu tentang Kartini? Apakah jika ia tak lahir, kaum
perempuan tak pernah akan menikmati kesetaraan?”
tanyamu suatu waktu.
Aku diam, mencari jawaban biar setelah jawabanku kau
tak akan mengejar dengan pertanyaan-pertanyaan lain yang
lebih membunuh.
“Tidak, Kartini hanya perempuan yang kebetulan sadar
akan kesetaraan antara kaum laki-laki dan perempuan
berkat pergaulannya dengan para perempuan Belanda.
Mungkin suatu ketika, akanada seorang perempuan yang
juga kebetulan mempunyai pemikiran seperti Kartini. Bahkan
mungkin banyak perempuan yang punya pemikiran seperti
“Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ
79

