Page 84 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 84

cukup  keberanian  buat  berteriak,  aku  cukup  menjaga

           harapan,  berbisik  di  telinga  orang-orang,  bahwa  pejuang

           yang dinantikan sebentar lagi tiba.
                 Berat,  sebab  orang-orang  yang  sakit  telah  membaur

           dengan  penguasa  yang  gemar  menjilat  ludahnya  sendiri,
           sebagian  anak  muda  telah  terlalu  jauh  dengan  cekokan

           doktrin individualisme. “Tapi tetap ada harapan..” hiburku.
                 Kembali  pada  suratmu,  sebenarnya  aku  ingin

           membalas  suratmu,  tapi  aku  takut  itu  justru  akan

           mempertebal kemuakanmu terhadap kaum laki-laki, bahasa
           dalam  surat  adalah  bahasa  yang  stagnan,  tak  bisa

           berimprovisasi saat raut wajah pembacanya berubah. Aku
           ingin  langsung  menemuimu,  hanya  sayang,  kau  tak

           meninggalkan alamat dalam suratmu. Maka keinginan hanya

           menjadi keinginan saja, aku hanya bisa berharap waktu akan
           berjalan lebih cepat daripada biasanya, dan pertemuan kita

           tak tertunda terlalu lama.
                 Tiba-tiba  aku  takut  sesuatu  yang  tak  wajar

           menimpamu…


                                            Wanasaba, 15 pebruari 2012







           “Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ

                                                                            84
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89