Page 90 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 90

Maniti  kemudian  melangkah  gontai,  meninggalkan
           angkringan  bdan  orang-orang  di  dalamnya  yang  masih
           melongo  memperhatikannya  dengan  takjub.  Kemudian
           berduyun-duyun  melangkahlah  mereka  keluar,  namun  tak
           ada satu orang pun yang berani mengikutinya dari dekat.

                  Berhenti sejenak di kejauhan, berteriaklah Maniti:

                  “Hei,  kalianlah  bagian  dari  kaum  yang  telah
           menciptakanku!  Bagaimana  mungkin  kalian  tidak  mampu
           mengenaliku? Kalianlah yang melahirkan aku!”

                  Kemudian  lenyaplah  ia  di  ujung  perempatan.  Di
           bawah bias lampu jalanan dan kabut pagihari, pergilah ia.
           Dalam kesaksian orang-orang, kepergiannya terlihat seperti
           mukjizat. Ia sebagai asap yang gemulai, secepat kilat tertiup
           begitu saja oleh angin malam.


                                        gagal menulis normal, 25092011

























           “Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ

                                                                            90
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95