Page 97 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
        P. 97
     86
          dengan ayam petarungnya, Smesto. Matanya tnenatap pe-
          nuh dengan pemnusuhan danidendam kesujnat.
               "Takim, angin apa yang jnembawamu kemari?" sambut
          Ernesto kepada tamu sekaligus musuhnya di teras rumah-
          nya.
               Takim menghela napas. Wajahnya memerah. Kemarah-
          an terpancar dari wajahnya, dia tak dapat menyembunyikan
          dendamnya.
               "Tak perlu basa-basi. Malam in! aku akan menantang
          ayam jawaramu. Ayam petarungku telah kuperslapkan. See
          ker ayam terhebat di kampung in!," sambut Takim dingin.
               "Seeker yang betina lagi? Kuharap kau punya cukup
          uang dan ayammu mempunyai cukup nyali menantang ayam
         jawaraku. Ngemeng-ngemeng berapa taruhanmu  kali  inl,
          dua juta, tiga juta, atau lima juta?"
               "Aku mempertaruhkan lima puluh juta. Malam ini akan
          aku dapatkan lima puluh jutaku," sembeng Takim yang be-
          gitu yakin akan kehebatan ayam jagoannya.
               "Ha ha ha! Rupanya kau sudah gila atau kau sudah pu-
          tus asa. Otakmu itu sudah hilang. Lihatlah  nanti, seluruh
          hartamu akan hilang dan kau akan menjadi pengemis," tawa
          Ernesto yang menjijikkan.
               Takim terlihat  begitu  marah. Dia  menatap lawannya
          dengan tajam. Mereka saling menatap, Tercium aroma den-
          dam yang sangat keras dari tingkah laku mereka. Tak terasa
          lagi  persaudaraan di dalam lubuk hati yang mereka miliki
          walaupun sebenarnya mereka masih mempunyai hubungan
          persaudaraan. Ayah Takim adalah saudara sepupu dari ayah
          Ernesto. Bahkan, mereka dahulu adalah seorang saudara
          yang sangat akrab. Ke mana-mana selalu jalan berdua. Na-
          mun, sejak peristiwa itu dendam pun bersemi di hati me
          reka.
               Sepuluh tahun yang lalu, Takim pernah begitu akrab
          dengan Ernesto. Dia menganggap persaudaraan mereka se-





