Page 92 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 92

81



             "Bisa iya brsa juga tidak."
             "Maksud Dik Imas?"
            "Manusia itu tidak selamanya seialu salah dan tidak ju
       ga seialu benar, selaiu berubah-ubah."
            "Benar juga, tetapi kaiau Dik Imas boleh tahu, saya
       adaiah korban kerakusan manusia yang tamak, yang seiaiu
       merasa kurang, padahai kebutuhannya iebih  dari cukup,"
       kata Pak Broto sambii mengheia napas. Diambiinya sebatang
       rokok dari saku bajunya, iaiu diisapnya. Teriihat Pak Broto
       sangat menikmati rokoknya walaupun hanya rokok kretek
       murahan yang biasa diisap oleh  masyarakat kelas bawah.
       Terbukti dari bau asapnya yang sangat apak.
            "Saya dan istri saya ini sebenarnya asli orang Jawa,"
       kata Pak Broto sambii  menghamparkan beberapa sarung
       yang sudah lusuh  ke lantai  stasiun  untuk tidur istri  dan
       anaknya yang sudah kelihatan mengantuk, "Waktu itu kami
       ikut transmigrasi ke Sumatera, di Aceh, tapi akhir-akhir ini
       Aceh tidak aman, terpaksa kami pulang,"
            "Berapa tahun Bapak tinggal di Aceh?" selidikku.
            "Lama, yang  saya  ingat  waktu  itu  Inih  baru  saja
       melahirkan, beberapa buian setelah itu kami berangkat," ka
       ta Pak Broto sambii menghisap dalam-daiam rokok kretek-
       nya.
            "Di Aceh orang-orang Jawa dimusuhi dan diusir, Ru-
       mah-rumah transmigran banyak yang dirusak. Kami jadi ti
       dak kerasan, padahai Aceh sudah kami anggap kampung ha-
      iamanku sendiri."
            Aku tertegun, sudah sedemikian parahkah keadaan di
      Aceh Sana. Koran-koran dan televisi memang sering mem-
       bicarakan daerah tersebut beruiang-ulang, tetapi tampaknya
      aku kurang peduli terhadap berita di media massav Kata te-
       manku banyak bohongnya.
            "Akhirnya, kami terdampar di Jakarta, di Tanjung Priok,
      dua bulan  kami tinggal di sana sampai petugas tramtib
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97