Page 93 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 93

82



          mengusir dan memporak-porandakan gubuk rkami, katanya
          mau dibangun gedung atau apa, antahlah."
                Kereta apf lewat jagi. Hanya iewat dan sekilas menam-
          pakkan kesombongannya yang makin hari makin angkuh sa-
          ja.
                Langit di kejauhan masih kelam. Bintang-bintang ru-
          panya enggan untuk menampakkan diri. Hanya satu dua sa-
          ja yang terlihat, lainnya bersembunyi di belakang awan hi-
          tam.
                Aku  mengangguk pelan  ketlka  Pak Broto minta izin
          mau tidur. Dia tidur di bangku panjang di belakang tempat
          dudukku. Tidur untuk melepaskan lelahnya yang panjang.
                Dua lelaki itu masih terus mengawasiku.
                Heran dan aneh dua orang lelaki yang misterius. Satu
          berkulit gelap dan satunya lagi agak putih. Bercakap-cakap,
          tampaknya yang berkuiit gelap yang banyak bicara, sedang-
          kan yang berkuiit putih hanya mendengarkan dan sesekali
          saja berbicara.
                Dua orang  leiaki  itu  sebenarnya sudah lama sekali
           mengikutiku. Mungkin dari dulu atau mungkin sejak aku ma
          sih dalam perut. Entahlah, aku tidak paham.
                Lagi-lagi suara petugas stasiun  mengagetkanku. Aku
          bersungut-sungut dalam hati. Seharusnya kereta yang tidak
           mau berhenti itu tidak perlu diumumkan, toh hanya lewat
          saja.
                Kereta api itu  masuk stasiun. Aneh, kereta api ber
           henti. Stasiun berubah gaduh suara pedagang asongan yang
           berlari ke sana kemari, seperti baru menemukan harta ka-
          run. Tetapi, pedagang tidak ada yang masuk ke dalam ke
          reta api.
                "Keretanya kosong!" teriak seorang pedagang telur pu-
          yuh seperti  hendak  mengabarkan  kepada seisi  penghuni
          stasiun.
                "Tak ada penumpang!" timpal yang lain.
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98